Konflik Sosial Adalah : Pengertian, Menurut Para Ahli, Macam

Diposting pada

Konflik Sosial Adalah : Pengertian, Menurut Para Ahli, Macam, Penyebab, Bentuk, Contoh, Ciri, Fungsi, Dampak, Perbedaan :Konflik Sosial


Pengertian Konflik Sosial

Secara umum, pengertian konflik sosial adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Munculnya konflik sosial ini biasanya karena perbedaan. Baik itu perbedaan pendapat, penampilan, ras, ideologi, budaya dan perbedaan lain.


Pengertian Konflik Sosial Menurut Para Ahli

Adapun pengertian konflik sosial menurut para ahli antaralain sebagai berikut:

  • Soerjono Soekanto

Menurut beliau, konflik sosial merupakan proses sosial yang terjadi dimana individu atau kelompok berupaya memeperoleh tujuan yang menjadi kepentingannya dengan cara menantang lawan disertai ancaman dan atau kekerasan.


  • Lewis A. Coser

Coser berpendapat bahwa konflik sosial merupakan perjuangan mengejar nilai apa yang diyakininya dengan mengejar status sosial dan kekuasaan, kadang dengan mencederai lawan.


  • Robert M. Z. Lawang

Beliau mengatakan bahwa konflik merupakan perjuangan atau perebutan sumber daya yang langka, seperti nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya dengan tujuan tidak hanya memperoleh keuntungan melainkan menundukan lawannya.

Konflik, menurutnya juga dapat dilihat sebagai benturan kepentingan antar kelompok dalam perebutan sumber daya yang terbatas seperti ekonomi, politik kekuasaan, dan nilai kultural.


  • Kartono Kartini

Sedangkan konflik sosial menurut Kartono Kartini adalah proses sosial yang bersifat antagonistik dan sering kali tak bisa diselaraskan karena pihak-pihak yang berkonflik memegang teguh nilai dan tujuannya masing-masing yang berbeda.

Perbedaan tersebut tercermin dari perilakunya yang saling berlawanan, bahkan kadang saling mengedepankan kekerasan.


  • DeMoor

Adapun pengertian konflik sosial menurut DeMoor yaitu suatu hal yang terjadi ketika individu atau kelompok yang hidup dalam sebuah sistem sosial dibimbing oleh nilai-nilai dan tujuan yang bertentangan dengan dirinya.

Baca juga : Organisasi Sosial Adalah


Macam Macam Konflik Sosial

Terdapat berbagai jenis atau macam konflik sosial yang terjadi di masyarakat. Berikut adalah macam – macam bentuk konflik sosial:

Sebagai bentuk interaksi sosial, konflik dapat dibedakan ke dalam beberapa bagian, yaitu :

  1. • Konflik Individual,

    yaitu konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan dari dua individu yang berbeda. Hal ini terjadi karena setiap orang memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda.

  2. • Konflik Antar Kelas Sosial,

    yaitu konflik yang terjadi karena adanya benturan kepentingan dan kebutuhan antara dua kelas sosial yang berbeda, dikenal juga dengan sebutan konflik vertikal.

  3. • Konflik Antar Kelompok Sosial,

    yaitu konflik yang terjadi karena ada benturan dua kepentingan dari dua kelompok sosial yang berbeda, dikenal juga dengan sebutan konflik horizontal.

  4. • Konflik Rasial,

    yaitu konflik yang terjadi karena ada benturan antara dua ras yang berbeda mengenai suatu isu. Biasanya terjadi karena adanya ketimpangnya kondisi sosial ekonomi yang memiliki dampak ketimpangan sosial di masyarakat. .

  5. • Konflik Politik,

    yaitu konflik yang timbul karena adanya kepentingan untuk meraih kekuasaan dengan menumbangkan kekuasaan pemerintahan sebelumnya.

  6. • Konflik Internasional,

    yaitu konflik terjadi karena adanya benturan antar Negara yang berkaitan kepentingan masing-masing Negara.

Baca juga : Nilai Sosial : Pengertian, Fungsi, Macam, Sumber dan Contoh


Penyebab Konflik Sosial

Adapun penyebab dari adanya konflik dapat disimpulkan menjadi hal-hal berikut

  1. Perbedaan antar individu
  2. Tidak sama antara latar belakang dan nilai moral
  3. Perbedaan kepentingan dalam mencapai tujuan tertentu
  4. Perubahan nilai – nilai yang ada dalam masyarakat

Bentuk Konflik Sosial

Konflik sosial yang terjadi di masyarakat dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, antara lain yaitu :

  1. A. Konflik Pribadi

    Adalah konflik yang terjadi antar individu dengan individu lainnya. Konflik jenis ini biasanya terjadi karena di antara mereka sudah tidak ada rasa simpati dan tidak saling menyukai. Akan tetapi, tidak jarang pula terjadi konflik di antara dua orang yang sudah lama saling kenal dan menjalin hubungan baik.
    Dalam konflik pribadi masing-masing pihak berusaha memusnahkan lawannya. Di antara orang yang bertikai saling memaki dan menghina bahkan bisa terjadi perkelahian fisik

  2. B. Konflik Rasial

    Konflik rasial adalah konflik yang terjadi akibat adanya pertentangan antar dua kelompok ras atau lebih yang memiliki perbedaaankepentingan dan kebudayaan. Biasanya konflik ini terjadi di karenakan salah satu ras merasa sebagai golongan yang paling unggul dan paling sempurna di antara ras lainnya.

  3. C. Konflik Politik

    Merupakan konflik yang sering terjadi di masyarakat, kinflik ini mudah menyulut ketidaknyamanan dan ketenangan dalam masyarakat. Masalah politik sering mengakibatkan konflik antarmasyarakat. Konflik politik merupakan konflik yang menyangkut golongan-golongan dalam masyarakat maupun di antara negara-negara yang berdaulat.

  4. D. Konflik Antarkelas Sosial

    Konflik ini terjadi karena adanya pertentangan antara dua kelas sosial yang pada umumnya dipicu oleh perbedaan kepentingan antara kedua golongan tersebut. Misalnya, antara karyawan pabrik dengan pemiliknya karena tuntutan kenaikan gaji dari karyawan akibat minimnya tingkat kesejahteraan.

  5. E. Konflik Internasional

    Konflik internasional merupakan konflik yang terjadi dengan melibatkan beberapa kelompok negara (blok) karena perbedaan kepentingan. Biasanya konflik ini bermula dari konflik antara dua negara karena masalah politik atau ekonomi yang kemudian berkembang menjadi konflik internasional karena masing-masing pihak mencari kawan atau sekutu yang memiliki kesamaan visi atau tujuan terhadap masalah yang dipertentangkan.

  6. F. Konflik Antar Kelompok

    Konflik antarkelompok merupakan konflik yang terjadi, karena ada pemaksaan agama, dominasi politik, atau adanya konflik tradisional yang terpendam. Misalnya, hubungan antara golongan mayoritas dan minoritas. Koalisi golongan minoritas mungkin dalam bentuk sikap menerima, agresif, dan menghindari atau asimilasi.

Baca juga : Pancasila : Pengertian, Sejarah, Makna, Tujuan, Dasar, Bunyi, Fungsi


Contoh Konflik Sosial

Terdapat berbagai macam contoh konflik sosial yang terjadi di Indonesia, antara lain misalnya:

1. Berdasarkan Isu/Pola Konflik Sosial.

  1. Bentrok antar warga total berjumlah 85 kasus
  2. Isu keamanan total berjumlah 45 kasus
  3. Isu SARA total berjumlah 10 kasus
  4. Konflik kesenjangan sosial total berjumlah 2 kasus
  5. Konflik ORMAS total berjumlah 10 kasus
  6. Sengketa lahan total berjumlah 31 kasus
  7. Ekses politik total berjumlah 15 kasus.

2. Berdasarkan Sumber Konflik.:

  1. Permasalahan ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya total berjumlah 159 kasus
  2. Perseteruan SARA total berjumlah 9 kasus
  3. Sengketa SDA/Lahan total berjumlah 33 kasus.

3. Berdasarkan Pengelompokan Wilayah/Provinsi:

  1. Provinsi DKI Jakarta terjadi 5 peristiwa konflik
  2. Wilayah Provinsi Jawa Timur terjadi 4 peristiwa konflik
  3. Provinsi Nusa Tenggara Barat terjadi 3 peristiwa konflik
  4. Wilayah Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Sulawesi Selatan masing-masing terjadi 2 peristiwa konflik, dan
  5. Provinsi Riau, Kepri, Jambi, Lampung, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua,
  6. dan Papua Barat masing-masing terjadi 1 peristiwa konflik.

Baca juga : Sanksi Adalah


Contoh Konflik Sosial di Sekolah

1. Munculnya Kelompok – Kelompok (Geng)

Geng merupakan kelompok sosial yang dapat tercipta dalam lingkungan sekolah, yang disebabkan karena pada dasarnya manusia ialah makhluk sosial yang tidak mungkin bisa hidup sendiri di dunia.

Terlebih lagi Sekolah Menengah Atas dimana muridnya merupakan remaja yang secara psikologi kemampuan berpikir mereka sedang berkembang, memperluas pergaulan sesama siswa serta berpaling kepada teman sebaya yang lebih mengerti kondisi emosi kita.

Sehingga tidak menerima lagi masukan orang tua dengan mentah-mentah dan sekolah ialah tempat kedua mereka setelah rumah karena sebagian waktu mereka dalam sehari dihabiskan di sekolah. Dengan begitu memungkinkan sekolah menjadi sebuah sarana dalam hal tersebut.

2. Terjadinya Tawuran Antar Pelajar

Tawuran antar pelajar mungkin sudah menjadi hal yang umum belakangan ini. Media masa selalu memberitakan tentang fenomena yang terjadi diantara para remaja dimana masih menempuh pendidikan, waktu yang seharusnya dilakukan untuk belajar malah mereka gunakan untuk saling menyerang satu sama lain.

Tawuran antar pelajar ini semakin menjadi semenjak dibentuknya geng-geng, rasa persahabatan yang kuat membuat mereka merasa bagaikan satu tubuh. Apabila ada anggota yang mendapat masalah, maka semua anggota akan ikut campur atau turun tangan untuk membantu menyelesaikannya.

Yang menjadi masalah ialah emosi yang belum stabil pada usia mereka, masalah yang semula dianggap kecil bisa berakibat fatal karena dihadapi dengan penuh rasa emosi.

Baca juga : Politik Dumping Dan Politik Apartheid


Perbedaan konflik dan kekerasan

Proses terjadinya konflik sosial

Menurut Smith, proses terjadinya konflik sebagai berikut :

  1. • Tahap Antisipasi

    Merupakan tahap dimana merasakan munculnya gejala perubahan yang mencurigakan.

  2. • Tahap Menyadari

    Merupakan tahap dimana perbedaan mulai dieksepsikan dalam bentuk suasana yang tidak mengenakkan.

  3. • Tahap Pembicaraan

    Merupakan tahap dimana pendapat-pendapat berbeda mulai bermunculan.

  4. • Tahap Perdebatan Terbuka

    Merupakan tahap dimana perbedaan pendapat mulai ditunjukkan dengan nyata dan terbuka.

  5. • Tahap Konflik Terbuka

    Merupakan tahap dimana masing-masing pihak berusaha memaksakan kehendaknya kepada pihak lain.


Apa Dampak Positif dan Negatif Konflik

Konflik sesungguhnya bisa menghasilkan hal positif dan negatif. Berikut adalah dampaknya dilihat dari sisi – sisi tersebut.

Dampak Positif Konflik Sosial

  1. Meningkatkan solidaritas dalam kelompok saat terjadi perseteruan dengan pihak lain. Contohnya bersatunya kerajaan – kerajaan di Indonesia dalam memerangi penjajah.
  2. Munculnya diskusi antara aspek kehidupan yang baru, misalnya membantu membentuk nilai – nilai anti perbudakan.
  3. Menghasilkan diskusi dan jalan tengah dalam menenangkan pihak yang berseteru. Contoh penggunaan “Tuhan yang Maha Esa” pada sila pertama agar mampu mengayomi semua agama daripada berfokus pada Islam seperti yang ada di bentukan awal Pancasila.

Baca juga : Adat Istiadat Adalah


Dampak Negatif Konflik Sosial

  1. Perseteruan bisa membuat keretakan antara kelompok. Contohnya tindakan GAM pada tahun 2000 untuk membentuk negara Islam di Aceh.
  2. Menimbulkan stigma pada kelompok tertentu. Contohnya pandangan bahwa warga Asing selalu tidak bermoral karena menerima sex bebas.
  3. Timbulnya diskriminasi pada kelompok tertentu. Contohnya pembunuhan etnis China saat pemerintahan Orde Baru.

Ciri Ciri Konflik Sosial

Adapun ciri-ciri dari konflik sosial antara lain adalah

1. Setidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang saling bertentangan.

2. Tidak timbulnya suatu pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun kelompok dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan ambigius atau adanya nilai/norma yang bertentangan.

3. Timbulnya interaksi yang sering ditandai dengan gejala perilaku yang direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi dan menekan pada pihak lain agar mendapatkan keuntungan seperti status, jabatan, tanggung jawab, pemenuhan berbagai macam kebutuhan fisik maupun sosio psikologi.

4. Timbulnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akbat dari pertentangan yang berlarut.

5. Timbulnya ketidak seimbangan akibat usaha masing-masing pihak yang berkaitan denga kedudukan, status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan, harga diri, prestise dan sebagainya.

Baca juga : Adat Istiadat


Fungsi Konflik Sosial

Mempertahankan identitas dan batas-batas kelompok sosial dan masyarakat, melenyapkan unsur pemecah belah dan menjadikan integrasi kembali, meredakan ketegangan antara pihak yang bertentangan, dll.

Mempertahankan identitas dan batas-batas kelompok sosial dan masyarakat, melenyapkan unsur pemecah belah dan menjadikan integrasi kembali, meredakan ketegangan antara pihak yang bertentangan, dll.


Baca juga :

Demikianlah ulasan dari ppkn.co.id semoga bisa bermanfaat untuk anda.