Site icon PPKN.CO.ID

Pengertian Etnosentrisme Menurut Para Ahli

Pengertian Etnosentrisme Menurut Para Ahli

Pengertian Etnosentrisme Menurut Para Ahli

Pengertian Etnosentrisme Menurut Para Ahli  – Untuk pembahasan kali ini kami akan memberikan ulasan mengenai Etnosentrisme yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian menurut para ahli, penyebab, jenis, dampak dan contoh, nah agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Pengertian Etnosentrisme

Etnosentrisme adalah suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakan dengan kebudayaan lain.

Pengertian Etnosentrisme Menurut Para Ahli

Adapun pengertian etnosentrisme menurut para ahli yang diantaranya yaitu:


  1. Menurut Joseph A DeVito

    Menurut DeVito “2011;533” bahwa pengertian etnosentrisme ialah kecenderungan untuk mengevaluasi nilai, kepercayaan dan perilaku dalam kultur sendiri yang lebih baik, lebih logis dan lebih wajar dari pada kultur lain.


  2. Menurut Alo Liliweri

    Menurut Alo Liliweri “2003;138” bahwa pengertian etnosentrisme ialah paham yang setiap penganut kebudayaan atau kelompok dalam suku bangsa menganggap lebih superior dibandingkan dengan kelompok luar.


  3. Menurut Harris

    Menurut Harris “1985” bahwa pengertian etnosentrisme ialah kecenderungan individu merasa kelompoknya lebih baik dibandingkan kelompok lain yang dianggap liar, inhuman, menjijikan bahkan tidak rasional.


  4. Menurut Adorno

    Dalam bukunya The Authoritarian Personality, Adorno “1950” menyampaikan bahwa pengertian etnosentrisme ialah seseorang yang cenderung kurang terpelajar, kurang bergaul, pemeluk agama yang fanatik. Dalam pendekatan ini, etnosentrisme didefinisikan terutama sebagai kesetiaan yang kuat dan tanpa kritik pada kelompok etnos atau bangsa disertai prasangka terhadap kelompok etnis dan bangsa lain.


  5. Menurut Hammond Dan Axelrod

    Menurut Hammond dan Axelrod “2006” bahwa definisi etnosnetrisme sebagai a nearly universal syndrome of discriminatory attitudes and behavior, the attitude include seing own group as virtuous and superior, one own standard of value as universal and outgroup as contemptible and inferior.


Penyebab Munculnya Etnosentrisme

Etnosentrisme ialah sebagai salah satu bentuk sikap, maka dapat disederhanakan bahwa pembentukan etnosentrisme sama halnya dengan pembentukan sikap, sikap terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu.


Maka dari itu Gerungan “1991” menyampaikan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perubahan sikap ini ialah faktor internal dan eksternal individu.


  • Faktor-Faktor Internal

Pengamatan dalam komunikasi melibatkan proses pilihan di antara seluruh rangsangan objektif yang ada di luar diri individu. Pilihan tersebut berkaitan erat dengan motif-motif yang ada dalam diri individu. Selektivitas pengamatan berlangsung karena individu tidak dapat mengamati semua stimulus yang ada.

  • Faktor-Faktor Eksternal

Sikap dapat dibentuk dan diubah berdasarkan dua hal yaitu karena interaksi kelompok dan komunikasi. Sedangkan menurut Triatmaja “2011” bahwa dari hasil penelitian mengenai etnosentrisme menunjukkan bahwa orang yang mempunyai pendidikan randah mempunyai tingkat etnosentrisme yang lebih tinggi dari pada yang berpendidikan tinggi.


Etnosentrisme dapat disimpulkan bahwa etnosentrisme ialah pandangan atau paham bahwa kelompok atau kebudayaan sendiri lebih baik dari pada kelompok atau kebudayaan lain. Serta menganggap nilai dan norma kebudayaan sendiri lebih baik dan bisa dijadikan standar bagi kebudayaan yang lain.


Menurut Levinson “Neulip, 2006” menyebutkan dasar-dasar etnosentrisme yang terdiri dari sikap yang meliputi stereotype negatif dan perilaku bermusuhan yang ditujukkan kepada individu di luar kelompoknya “out-group” serta stereotype positif dan bersikap tunduk dan loyal terhadap anggota sesama kelompoknya “ingroup”.


Interaksi antara kelompok maupun sesama anggota kelompok, dimana sangat menghargai hubungan hirarkis dalam kolompok namun bersifat autoritarisme dalam memandang kelompok lain dan merasa berhak mendominasi kelompok lainnya.


Jenis-Jenis Etnosentrisme

Dalam beberapa penelitian menyebutkan bahwa etnosentrisme terbagi atas dua macam jenis yang dikenal dengan “explicit etnosentrisme” dan “implicit etnosentrisme” menurut Hooghe “2008”, maksud dari kedua macam etnosentrisme ini ialah:

  1. Explicit Etnosentrisme yang dimaksud dengan explicit etnosentrisme ialah seseorang bersedia untuk menunjukan stereotype negatif pada individu di luar kelompoknya.
  2. Implicit Etnosentrisme, pengertian implicit etnosentrisme ialah seseorang mengalami halangan untuk menunjukan sifat etnosentrismenya. Namuan mereka tetap menolak adanya persamaan hak, adanya pemisahan dalam bidang pendidikan, perumahan dan sikap negatif kepala kelompok lainnya “Hooghe, 2008”.

Dan selain itu secara empiris menurut Hooghe “2008” bahwa macam-macam etnosentrisme terdapat atas dua jenis yakni etnosentrisme kebudayaan dan etnosentrisme ekonomi. Hal itu didasari oleh Hoogje lantaran etnosentrisme timbul karena adanya perbedaan budaya atau kebiasaan pada dua atau lebih etnik yang berinteraksi dalam suatu tempat. Menurut Hooghe “2008” bahwa penjelasan kedua macam ini dalam etnosentrisme yang cukup berhubungan namun dapat dibedakan secara empiris yaitu:


  • Etnosentrisme Kebudayaan

Kepercayaan bahwa norma budaya sendiri lebih baik dari pada norma kebudayaan lain. Hal ini ditujukan kepada kelompok kebudayaan lain dan mengakui bahwa daerah tersebut sebagai miliknya. Mereka biasanya menunjukkannya dengan simbol-simbol keagamaan, pakaian atau hal lainnya yang menunjukkan keberadaan mereka.


  • Etnosentrisme Ekonomi

Mereka beranggapan bahwa kelompok lain sebagai pesaing mereka dan karena itu berusaha untuk membatasi ruang ekonomi kelompok tersebut. Hal ini biasanya ditunjukan dengan mendiskriminasi para pekerja dari kelompok lain dan menolak menggunakan suatu produk yang dihasilkan oleh kelompok lain.


Jenis-Jenis Etnosentrisme Berdasarkan Manfaatnya

Selain itu terdapat dua macam atau dua tingkatan etnosentrisme yaitu diistilahkan “tingkat rendah” dan “tingkat tinggi”, adapun pengertian dari keduanya yaitu:

  1. Tingkat rendah, yang dimaksud dengan tingkat rendah yang dapat bermanfaat untuk perkembangan kelompo, dapat menimbulkan rasa kebangsaan, patriotisme dan kemauan untuk berkorban.
  2. Tingkat tinggi, sedangkan arti dari pada tingkat tinggi, etnosentrisme dapat merusak komunikasi antar budaya dan juga merendahkan kebudayaan lain.

Dampak Etnosentrisme

Dalam etnosentrisme terdapat dua dampak yang akan ditimbulkan yaitu dampak positif dan negatif. Maksud dari hal ini bahwa etnosentrisme kerap kali menimbulkan hal yang memberikan keuntungan dan kerugian, adapun macam dampak yang ditumbulkan yaitu:


1. Dampak Positif Etnosentrisme

Adapun positif etnosentrisme yang diantaranya:


  • Meningkatkan Kesatuan, Kesetiaan Dan Moral Kelompok

Sebagai suatu dampak positif yang menguntungkan dimana dalam artian bahwa kelompok-kelompok etnosentrisme tampak lebih bertahan dibandingkan dengan kelompok yang bersikap toleran. Sehingga etnosentrisme berdampak positif dalam mengukuhkan nasionalisme dan patriotisme, tanpa adanya etnosentrisme tidak akan membawa kesadaran nasional yang penuh.


  • Perlindungan Terhadap Perubahan

Berkaca pada sejarah negara Jepang abad ke-19, etnosentrisme merupakan instrumen untuk menghambat masuknya unsur asing ke dalam kebudayaan. Hal itu membawa dampak kemajuan besar yang membawa pada perubahan terjadi bangsa Jepang.


2. Dampak Negatif Etnosentrisme

Adapun dampak negatif etnosentrisme yang diantaranya yaitu:


  • Dapat Menimbulkan Konflik Antar Suku

Sebagai suatu sikap yang menganggap kebudayaannya lebih baik dibandingkan yang lainnya, maka dalam perkembangan tersebut sering kali akan menimbulkan konflik yang digolongkan antara mayoritas dan minoritas, seperti yang kerap terjadi di Indonesia.


  • Terdapat Aliran Politik

Diketahui bahwa sikap yang menjadi dasar utama dari etnosentrisme, sedangkan dalam perilaku dan komunikasi politik, itu tidak terlepas dari kondisi geografis dimana aktor bergerak, sehingga kerap kali unsur yang menjadi gerakan politik ialah budaya dan agama.


Contoh Etnosentrisme

Salah satu contoh etnosentrisme di Indonesia adalah perilaku carok dalam masyarakat Madura. Menurut Latief Wiyata, carok adalah tindakan atau upaya pembunuhan yang dilakukan oleh seorang laki-laki apabila harga dirinya merasa terusik. Secara sepintas, konsep carok dianggap sebagai perilaku yang brutal dan tidak masuk akal. Hal itu terjadi apabila konsep carok dinilai dengan pandangan kebudayaan kelompok masyarakat lain yang beranggapan bahwa menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan dianggap tidak masuk akal dan tidak manusiawi.


Namun, bagi masyarakat Madura, harga diri merupakan konsep yang sakral dan harus selalu dijunjung tinggi dalam masyarakat. Oleh karena itu, terjadi perbedaan penafsiran mengenai masalah carok antara masyarakat Madura dan kelompok masyarakat lainnya karena tidak adanya pemahaman atas konteks sosial budaya terjadinya perilaku carok tersebut dalam masyarakat Madura. Contoh etnosentrisme dalam menilai secara negatif konteks sosial budaya terjadinya perilaku carok dalam masyarakat Madura tersebut telah banyak ditentang oleh para ahli ilmu sosial.


Contoh yang lain adalah kebiasaan memakai koteka bagi masyarakat papua pedalaman. Jika dipandang dari sudut masyarakat yang bukan warga papua pedalaman, memakai koteka mungkin adalah hal yang sangat memalukan. Tapi oleh warga pedalaman papua, memakai koteka dianggap sebagai suatu kewajaran, bahkan dianggap sebagai suatu kebanggaan.


Demikianlah pembahasan dari PPKN.CO.ID mengenai pengertian etnosentrisme menurut para ahli  semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.

Refrensi Teknologi : DISINI

Exit mobile version