Site icon PPKN.CO.ID

Kalimat Efektif

Kalimat Efektif: Pada kesempatan kali ini ppkn.co.id akan memberikan ulasan mengenai Kalimat Efektif, yuk simak dibawah ini:


Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan gagasan kepada pembaca secara efektif dan terstruktur sesuai harapan penulis berdasarkan kaidah dan struktur bahasa Indonesia yang baik dan baku.

Sementara itu, tim Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017, p.156) mengungkapkan bahwa kalimat yang efektif adalah kalimat yang dipilih dengan menggunakan kaidah / struktur bahasa Indonesia dan kata baku.

Kalimat yang tidak efektif dapat menyebabkan isi pesan tidak sesuai dengan keinginan penulis.

Arifin (2008, h. 89) berpendapat bahwa kalimat yang efektif mengacu pada kalimat yang dapat menimbulkan pemikiran di benak pembaca atau pendengar berdasarkan pemikiran penulis.

Sejalan dengan pandangan tersebut, Suyanto (2011, hlm. 49) berpendapat bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang mempunyai kemampuan atau daya untuk mereproduksi pemikiran dalam benak pendengar atau pembaca berdasarkan pemikiran penulis.


Syarat Kalimat Efektif

Jika sebuah kalimat memenuhi setidaknya empat syarat berikut, itu bisa disebut sebagai contoh kalimat yang efektif:

Selain itu, kami akan membahas masing-masing persyaratan tersebut di bawah ini.

Sesuai EYD

Kalimat harus menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar sesuai dengan aturan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).

Kata standar juga harus diperhatikan agar kata yang dieja dapat ditulis dengan benar.

Sistematis

Contoh kalimat yang efektif harus disusun secara sistematis. Kalimat yang paling sederhana adalah kalimat dengan pengaturan subjek dan predikat, kemudian ditambahkan objek, pelengkap dan deskripsi.

Agar kalimatnya lebih efektif, usahakan agar urutan kalimatnya tidak membingungkan. Jika tidak ada penegasan, subjek dan predikat harus selalu berada di awal kalimat.

Efisiensi tinggi atau tanpa pemborosan

Ingatlah bahwa kalimat yang efektif harus diatur dengan cara yang efektif dan langsung.

Pastikan struktur kalimat yang Anda kembangkan jelas dan ringkas, sehingga orang yang membacanya dapat dengan mudah menangkap ide yang Anda tanamkan.

Tidak Ambigu

Contoh kalimat yang efektif harus menyampaikan kalimat dengan jelas dan tidak rancu.


Unsur dan contoh kalimat yang efektif

Tim Kemdikbud (2017, p.156) menjelaskan secara detail unsur-unsur kalimat sah yang harus diperhatikan saat menulis kalimat sah. Berikut adalah instruksinya.

Paralel

Paralelisme merupakan kesamaan wujud kata yang dipakai disebuah kalimat. Dengan kata lain, jika bentuk pertama menggunakan kata benda, maka wujud kedua serta selanjutnya juga menggunakan kata benda. Hal yang sama berlaku untuk kata kerja.

Paralelisme adalah kemiripan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat, misalnya jika bentuk pertama menggunakan kata kerja maka bentuk selanjutnya menggunakan kata kerja. Jika itu kata benda, gunakan kata benda.

Contoh kalimat yang tidak terlalu paralel:

Mangrove dikelompokkan menurut formasi air, gelombang dan alirannya, serta cara pemanfaatannya.

Should (contoh kalimat paralel):

Mangrove diklasifikasikan menurut formasi air, gelombang dan aliran, serta cara pemanfaatannya.

Kehematan

Gunakan kata, frasa, atau Unsur lain hanya sesuai dengan ide utama penulis. Penyimpanan teks dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

Kecermatan

Artinya kalimat tertentu mengungkapkan pikiran tertentu tanpa memberikan penjelasan atau makna lain saat membaca.

contoh:

Mahasiswa terkenal ini memenangkan penghargaan tersebut.

Contoh di atas menimbulkan pertanyaan, apa kalimat siswa terkenal atau perguruan tinggi ternama?

Sebaiknya:

Mahasiswa terkenal ini memenangkan penghargaan tersebut.


Ciri kalimat efektif

Jika dirunut ke belakang, kalimat efektif memiliki ciri-ciri yang sama pada bentuknya, sehingga kita dapat menyalin ciri-ciri tersebut untuk membentuk kalimat yang efektif pada teks tertulis.

Selain konteks kalimat efektif, Arifin & Tasai (2008, p. 99) mengemukakan bahwa kalimat efektif juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

Kesepadanan struktur

Artinya harus ada keseimbangan antara pemikiran dan struktur bahasa yang digunakan. Kesetaraan struktur dapat dilihat dari aspek-aspek berikut: kejelasan subjek, predikat dan penggunaan kata sambung yang sesuai untuk gagasan yang diajukan.

Misalnya: kausalitas digunakan untuk menjelaskan mengapa pertandingan terjadi, atau hubungan waktu (konjungsi) digunakan untuk menyampaikan rangkaian peristiwa.

Keparelalan bentuk (Kesejajaran)

Paralel adalah perataan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat, artinya bila wujud pertama memakai kata benda, wujud kedua serta seterusnya juga akan menggunakan kata benda. contoh:

Para korban bencana alam membutuhkan bimbingan dan pendampingan dalam menghadapi cobaan tersebut.

Kehematan kata

Jangan gunakan kata-kata yang berulang atau tidak perlu. Contohnya termasuk:
Tidak efektif: Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah bertemu dengan bosnya
Efektif: Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah bertemu dengan bosnya

Dijelaskan oleh tim Kemdikbud tersebut di atas, penghematan kata dapat dicapai dengan cara sebagai berikut:

Penalaran yang cermat

Ini berarti sangat berhati-hati saat menggunakan kata atau ekspresi untuk memastikan bahwa kata-kata atau ekspresi tersebut tidak menciptakan banyak interpretasi atau makna bagi pembaca.

Contoh penalaran ceroboh:

Istri kepala desa yang baik telah pergi.

Siapakah kepala desa atau istri kepala desa?

Kepaduan gagasan

Kepaduan adalah Kepaduan kalimat dalam sebuah kalimat, sehingga informasi yang disampaikannya tidak akan terpecah-pecah. Kelengkapan memiliki standar sebagai berikut.

Kepaduan pemikiran adalah Kepaduan pernyataan dalam kalimat, sehingga informasi yang disampaikan tidak akan tampak tersebar atau tidak koheren (tidak konsisten).

Ada dua aspek yang perlu diperhatikan saat membuat kalimat padat, yaitu metodenya.

Bahasa logika

Bahasa logis artinya kalimat tersebut dapat diterima dengan akal sehat dan penulisannya sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Jika logika mendukung bentuk kalimat tersebut, maka kalimat tersebut dikatakan logis. Ini contohnya:

Tidak logis:

Waktu dan tempat, kami menyambut.

Mengapa menyambut waktu dan tempat? Pembicara harus disambut.

Sebaiknya:

Tuan Kepala Sekolah, selamat datang.

Baca Juga:

Demikianlah ulasan dari ppkn.co.id mengenai Kalimat Efektif, semoga bisa bermanfaat.

Exit mobile version