Ragam : Fungsi dan Bentuk Sastra Lengkap

Diposting pada

Ragam : Fungsi dan Bentuk Sastra


fungsi sastra dan contohnya


fungsi sastra dan contohnya – Kata sastra berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya tulisan atau karangan. Berdasarkan arti tersebut, sastra dihubungkan dengan karya tulis yang merupakan bentuk pengungkapan ide, gagasan, atau cerita dari pengarang dalam bentuk tulisan. Kata sastra tidak lepas dari istilah kesusastraan yang berasal dari kata susastra.
Susastra terdiri atas su yang artinya baik atau indah, dan sastra yang artinya tulisan atau karangan. Dengan demikian, sastra dapat diartikan sebagai segala tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan dan keindahan yang ditulis dengan bahasa yang indah.
Tiap karya sastra menggunakan gaya bahasa tersendiri yang membedakannya dengan karya sastra lainnya. Perbedaan ciri-ciri atau penggunaan bahasa dalam karya sastra menimbulkan ragam sastra yang dapat dibedakan dengan jelas.
Pada kesempatan kali ini, si Jeger akan memaparkan beberapa fungsi sastra bagi kehidupan manusia dan ragam sastra beserta jenis-jenisnya.

fungsi sastra dan contohnya

Fungsi Sastra dalam Kehidupan


Sebagai bagian dari bahasa dan komunikasi, sastra memberikan peluang kepada para penulis, pengarang, atau penyair untuk menuangkan ide-ide atau gagasan mereka dalam bentuk tulisan menggunakan bahasa yang indah sehingga menimbulkan kesan tertentu bagi pembaca atau pendengar.

Sebagai sebuah karya tulis, ragam sastra menjadi ajang atau jembatan untuk mengekspresikan diri atau untuk menyampaikan maksud tertentu sesuai dengan bentuk yang digunakan. Sastra memberikan peluang sebesar-besarnya bagi penulis atau pengarang untuk memanfaatkan kekayaan dan keindahan bahasa.

Secara garis besar, fungsi sastra dapata dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu:
1. Fungsi Reaktif : untuk menghibur
2. Fungsi Didaktif : untuk mendidik
3. Fungsi Estetis : memberi keindahan
4. Fungsi Moralitas : memberi pesan moral
5. Fungsi Religiusitas : menyampaikan nilai-nilai agama

Fungsi yang diberikan oleh sebuah sastra menjadi salah penentu ataus sebagai ciri khas dari jenisnya. karya sastra yang isinya bersifat mendidik disebut sastra didaktif, karya sastra yang isinya  melukiskan suatu kejadian dengan pelukisan yang berlebih-lebihan disebut sastra darmatik, dan sebagainya.


Jenis-jenis dan Bentuk Sastra


Jika dilihat berdasarkan bentuknya, sastra dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu:
1. Puisi
2. Prosa dan Prosa Liris
3. Drama


1 Pengertian dan Jenis-jenis Puisi


Puisi adalah bentuk sastra yang menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan menekankan penggunaan kata-kata bermakna konotatif, penggunaan gaya bahasa atau majas, serta memerlukan kemerduan pengungkapan.

Secara garis besar, puisi dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Puisi lama
2. Puisi baru
3. Puisi bebas
4. Puisi kontemporer

Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan. Aturan puisi lama meliputi jumlah kata yang terdapat dalam satu baris, jumlah baris yang terdapat dalam satu bait, persajakan atau rima, banyak suku kata pada tiap baris, dan irama.

Karya sastra yang tergolong puisi lama antaralain:
1. Mantra : mengandung kekuatan magis, umumnya digunakan dalam upacara keagamaan.
2. Pantun : terdiri dari dua baris sampiran dan dua baris isi, bersajak abab.
3. Syair : terdiri dari empat baris isi, bersajak aaaa.
4. Gurindam : terdiri dari dua baris, bersajak aa, berisi nasihat.

Puisi baru adalah puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan, dan merupakan perkembangan dari puisi lama yang terlah mendapat banyak pengaruh. Puisi baru memiliki bentuk yang lebih bebas dibandingkan puisi lama baik dalam jumlah baris, suku kata, ataupun rima.

Karya sastra yang tergolong puisi baru antaralain:
1. Distichon : puisi dengan untaian dua baris
2. Terzina : puisi dengan untaian tiga baris
3. Kuartet : puisi dengan untaian empat baris
4. Quin : puisi dengan untaian lima baris
5. Sektet : puisi dengan untaian enam baris
6. Septime : puisi dengan untaian tujuh baris
7. Stanza/ oktaf : puisi dengan untaian delapan baris
8. Soneta : puisi dengan untaian empat belas baris

Puisi kontemporer adalah puisi yang sudah tidak menggunakan kaidah penulisan puisi pada umumnya dan sudah jauh lebih bebas dari segala aturan seperti yang ada pada puisi lama atau puisi baru serta lebih mengutamakan isi daripada bentuk.

Karya sastra yang tergolong puisi kontemporer antaralian:
1. Puisi mantra : mengutamakan kata bukan arti, kadang dibolak-balik
2. Puisi mini kata : menggunakan jumlah kata sedikit
3. Puisi konkret : membuat bunyi dan kata menjadi berwujud
4. Puisi mbeling : lagu sederhana bersifat humor
5. Puisi tanpa kata : mengutamakn titik, garis, atau simbol

Sebuah puisi memiliki bentuk (bangun, sajak, gaya bahasa) dan isi (tema, pesan, kesan). Untuk mengetahui isi atau makna yang terkandung dalam sebuah puisi, diperlukan interprestasi atau penafsiran.

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menafsirkan arti sebuah puisi:
1. Pembacaan dengan intonasi yang tepat
2. Menafsirkan arti kata sulit yang merupakan kiasan
3. Menentukan gagasan utama (kadang terlihat dari judul)
4. Menafsirkan informasi yang tersirat atau tersembunyi
5. Mengubah puisi menjadi prosa

Berikut beberapa nama pengarang terkenal dan karya bentuk puisi.

Nama Pengarang Karya Puisi
Raja Ali haji Gurindam Dua Belas
Abdullah bin Abdulkadir Munsyi Syair Singapura Dimakan Api
Rustam Efendi Bebasari (drama bersajak)
Percikan Permenungan
Sutan Takdir Alisyahbana Kumpulan puisi Tebaran Mega
Armyn Pane Jiwa Berjiwa, Gamelan Jiwa
Y.E. Tatengkeng Rindu Dendam
Chairil Anwar Deru campur Debu
Yang Terempas dan Yang Putus
Taufik Ismail Tirani, Benteng, Manifestasi
Sajak Ladang Jagung
Subagyo Sastro Wardoyo Shimponi
W.S. Rendra Balada Orang-orang Tercinta
Sajak Sepatu Tua

 


2 Pengertian dan Jenis-jenis Prosa


Prosa adalah bentuk sastra yang menggunakan bahasa yang panjang dan bebas, tidak terlalu terikat oleh irama, rima, atau kemerduan bunyi seperti halnya puisi. Sebuah prosa dapat dibentuk dari sebuah puisi dengan penambahan kata-kata atau penggunaa kalimat yang menjelaskan maksud puisi.

Bebeberapa bentuk prosa antaralain:
1. Cerpen : karangan pendek berbentuk naratif.
2. Novel : cerita panjang yang mengandung rangkaian cerita, menonjolkan waktu dan sifat.
3. Mite : cerita yang dianggap benar terjadi dan disucikan.
4. Legenda : cerita asal-usul, sejarah suatu kejadian atau persitiwa.
5. Dongeng : cerita berdasarkan khayalan.
6. Hikayat : kisah mengenai kehidupan istana, raja, perang, dan kepahlawanan.


3 Pengertian Drama


Dram adalah bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang panjang dan bebas. Drama dibuat dengan tujuan untuk menggambarkan kehidupan lewat lakuan dialog atau percakapan para tokoh dan dipentaskan.

Unsur-unsur dalam sebuah drama meliputi:
1. Tokoh atau penokohan : peran dalam sebuah drama
2. Dialog : percakapan antar tokoh
3. Alur : rangkaian persitiwa
4. Latar : tempat, ruang, dan waktu.


Demikian ulasan dari PPKN.CO.ID Mengenai fungsi sastra dan contohnya, Semoga Bermanfat..


Refrensi Teknologi : KLIKDISINI