Pengertian Oseanografi Lengkap

Diposting pada

Pengertian Oseanografi

Pengertian Oseanografi

Hutabarat dan Stewart (1985)
oseanografi adalah ilmu yang mempelajari lautan.


Supangat dan Susanna (2000)
Kata oseanografi berasal dari dua kata yunani: oceanos (samudera) dan graphos (uraian/deskripsi) sehingga oseanografi mempunyai arti deskripsi tentang samudera. Tetapi lingkup oseanografi pada kenyataanya lebih dari sekedar deskripsi tentang samudera, karena samudera sendiri akan melibatkan berbagai disiplin ilmu jika ingin diungkapkan.


Van te Chow
oseanografi lebih menekankan pada hal-hal yang berkaitan dengan deskripsi lautan. Dia berpendapat bahwa secara keseluruhan studi tentang lautan lebih tepat disebut oseanologi, sekaligus bukan hanya mempelajari deskripsinya saja tetapi hal-hal bersifat teknis dan mekanisme.


Scerdrup dan King
Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari sifat fisis, kimia, biologi, laut, gerak lautan serta hal yang berkaitan dengan geologi dan geomorfologi dasar lautan


Peter K. Weyll (1970)
Oceanography is the study of the marine, require special perspective.


Wikipedia
Oseanografi juga disebut oseanologi adalah cabang ilmu bumi yang mempelajari samudera dan lautan.

Lingkup oseanografi pada kenyataan lebih dari sekedar deskripsi tentang samudera, karena samudera sendiri akan melibatkan berbagai disiplin ilmu jika ingin diungkapkan.

Planet Bumi merupakan anggota tata surya yang unik di mana samudera melingkupi ± 140 juta mil persegi dari total ±   200 juta mil persegi luas permukaannya.

Ini berarti samudera meliputi sekitar 70 persen permukaan bumi dengan volume air yang dikandungnya ±  350 juta mil kubik.

Di dalamnya juga terkandung 3,5 persen garam terlarut disamping zat-zat terlarut lainnya yang sebanding dengan 160 juta ton garam per mil kubik (Bhatt, 1978).

Interaksinya dengan atmosfer akan mempengaruhi pola iklim global.
Potensi sumber daya alamnya yang kaya akan dapat mempengaruhi baik buruknya hubungan antar negara.

Fenomena dinamikanya seperti pasang surut, arus, transport massa, dan sebagainya, termasuk fenomena-fenomena yang belum terungkap secara lugas, contohnya fenomena el nino dan la nina, dibutuhkan informasinya oleh banyak negara.

Semua fakta di atas mengukuhkan pentingnya samudera bagi   kehidupan   nasional,   regional,   dan   internasional.

Dan   ini   juga mengukuhkan pentingnya disiplin ilmu oseanografi untuk lebih dilirik, dipahami, bahkan didalami oleh para intelektual yang meminatinya.

Orang yang mempelajari samudera secara mendalam disebut oseanografer.

Dan oseanografi sendiri seringkali diungkapkan berdasarkan empat kategori keilmuan yaitu fisika, biologi, kimia, dan geologi (Stowe,1983).

Oseanografi fisis khusus mempelajari segala sifat dan karakter fisik yang membangun sistem fluidanya.

Oseanografi biologi mempelajari sisi hayati samudera guna mengungkap berbagai siklus kehidupan organisme yang hidup di atau dari samudera.

Oseanografi kimia melihat berbagai proses aksi dan reaksi antar unsur, molekul, atau campuran dalam sistem samudera yang menyebabkan perubahan zat secara reversibel atau ireversibel.

Dan oseanografi geologi memfokuskan pada bangunan dasar samudera yang berkaitan dengan struktur dan evolusi cekungan samudera.

Beberapa aspek penting disiplin ilmu oseanografi agak sulit dikatagorikan ke dalam salah satu dari empat keilmuan di atas, seperti aspek-aspek geofisika, biofisika, nutrisi, petrologi, antropologi, meteorologi, dan farmakologi.

Disamping itu, oseanografi juga dipengaruhi oleh keilmuan yang tidak termasuk sains murni, seperti sejarah, hukum, atau sosiologi.

Lebih lanjut sekarang juga telah berkembang cabang baru oseanografi yang disebut oseanografi terapan.  Karena deskripsi tentang seorang oseanografer akan melingkupi keilmuan yang kompleks

Oseanografi berasal dari bahasa Yunani: Oceanos = laut; dan Graphos = gambaran atau deskripsi. Jadi, oseanografi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan.

Secara lengkapnya, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya.

Orang yang mempelajari samudera secara mendalam disebut oceanografer.



Tidak banyak yang tahu bahkan mendengar perkataan “Oseanografi”.
Ini adalah sesuatu hal yang sangat menyedihkan bagi kita yang sebagian besar tanah arinya terdiri dari lautan.Sebenarnya, oseanografi sudah mulai dikembangkan sejak awal abad ini (20), tetapi karena sangat sedikit orang yang tertarik pada ilmu-ilmu kelautan, maka ilmu oseanografi di Indonesia belum berkembang sebagaimana mestinya seperti di negara-negara lain.Padahal kalau kalian ingin memelihara atau menangkap ikan di laut, membuat bangunan di tepi pantai, kalian mau tidak mau harus mengetahui tentang sifat-sifat dari laut itu sendiri, baik airnya maupun gelombangnya.Karena tanpa mengetahui sifat-sifat tersebut, apa yang kita kerjakan tidak akan memperoleh hasil yang memuaskan. Mempelajari sifat-sifat dari lautan adalah sebagian dari ilmu oseanografi.

Pelajaran dari sejarah menunjukkan betapa pentingnya kita perlu mengenal laut-laut kita (yang ada dalam wilayah Nusantara) sendiri demi kepentingan nusa dan bangsa. Masa kini, pengetahuan tentang kelautan tidak dapat dipisahkan dari pengetahuan Oseanografi.

Jadi, untuk mengetahui lebih dalam tentang ilmu-ilmu kelautan perlu kita mengetahui dengan baik pula ilmu Oseanografi ini.

Seperti yang telah dikatakan diatas, belum banyak orang indonesia yang menyadari betapa pentingnya Oseanografi di dalam setiap kegiatan manusia yang berhubungan dengan laut, baik yang berupa kegiatan penangkapan ikan, pengeboran minyak di lepas pantai, maupun kegiatan lainnya di pantai seperti pembangunan pelabuhan, pembangunan tempat rekreasi ataupun kegiatan perikanan di pantai seperti pertambakan dan lain-lain.


1. Penangkapan ikan
Dalam mempelajari oseanografi, kita tidak dapat terlepas dari suhu dan salinitas (kadar garam) air laut.

Pengetahuan yang mendalam mengenai suhu dan salinitas merupakan salah satu modal pokok untuk mempelajari segi-segi lain yang terdapat di laut. Seperti misalnya mengapa ikan tuna di Indonesia terutama hanya terdapat di Laut Banda dan tidak di Laut Jawa?


2. Penangkapan Ikan Tuna di Laut Banda
Contoh lain, ikan-ikan jenis tertentu senang pada suhu dan salinitas tertentu di laut. Jika suhu dan salinitas di tempat semula berubah, maka ikan tersebut akan bermigrasi ke daerah dengan suhu dan salinitas yang sesuai. Sehingga bagi nelayan yang ingin menangkap ikan tersebut, maka tidak bisa menangkap di sembarang tempat. Mereka harus mengetahui terlebih dahulu  suhu dan salinitas di tempat dimana mereka melakukan usaha penangkapan. Kalau tidak demikian, maka usaha mereka ini akan sia-sia karena di tempat itu tidak ditemui ikan yang mereka ingini. Dengan demikian, jelaslah bagaiman pentingnya untuk diketahui pengetahuan tentang suhu dan salnitas perairan.


3. Keselamatan Pelayaran
Pada oseanografi dipelajari mengenai arus laut. Mengapa bisa terjadi arus laut? Peubahan pola arus laut pada suatu perairan sangat penting diketahui, karena sangat erat hubungannya dengan kseselamatan kapal-kapal terutama untuk kapal-kapal kecil yang digerakkan oleh angin.


4. Arus Laut di Dunia
Bagaimana Marco Polo yang terkenal itu dari Venice (Italia) ke Tiongkok pada zaman disaat belum ada kapal laut yang digerakan oleh mesin?

Hal ini tidak lain karena mereka pada zaman itu mengetahui betul kapan arus mengalir ke Asia dan kapankah arus laut itu mengalir kembali ke Eropa. Dengan pengetahuan itu mereka dapat berlayar kemana-mana.Banyak contoh lain tentang pemanfaatan arus untuk pelayaran.


5. Pendangkalan pantai
Pengetahuan arus bukan hanya untuk pelayaran saja, tetapi juga bidang-bidang lain seperti proses pendangkalan atau erosi di dasar laut. Arus laut terutama di pantai akan mendangkalkan suatu perairan dengan membawa partikel-partikel ke tempat tersebut dan keadaan sebaliknya dapat terjadi. Keadaan ini penting diketahui didalam jangka waktu yang lama.


6. Tambak dan sawah pasang surut
Pernahkah kalian menyadari bila bermainmain di tepi pantai dimana pada suatu saat air laut jauh dari pantai dan pada saat lain air laut seolah-olah bertambah banyak, sehingga sangat dekat dengan tempat dimana kalian berada? Keadaan yang demikian ini dinamakan pasang surut.


7. Tambak Ikan yang Mengering
Naik turunnya tinggi permukaan air laut disebabkan oleh  adanya pengaruh gaya tarik bulan dan matahari. Dalam bidang oseanografi, keadaan ini sangat penting. Pengetahuan mengenai pasang-surut ini diperlukan, misalnya dalam hal membuat tambak-tambak tempat pemeliharaan ikan bandeng dan sawah pasang surut. Tanpa mengetahui pengetahuan di atas maka tambak atau sawah pasang surut yang kita buat dapat mengalami keekringan atau kebanjiran.


8. Pelabuhan
Pasang surut sangat penting diketahui oleh nahkoda kapal agar perahunya tidak kandas ketika melayari daerah-daerah laut antar pulau yang dangkal. Penguasa pelabuhan harus mengetahui ula keadaan pasang surut pelabuhannya yang menjadi tanggung jawabnya sehingga ia dapat mengatur kapan saatnya kapal-kapal besar dapat masuk dan keluar pelabuhan agar tidak kandas.


9. Kapal Kandas  di Pelabuhan
Pasng surut selain erat hubungannya dengan arus pantai, juga erat berhubungan dengan gelombang laut. Mengapa gelombang di pantai entah itu di Pantai Kuta (Bali) ataupun di Ujung Pandang, selalu datang dengan arah yang sejajar pantai? Tidak pernah gelombang itu berjalan dari kiri ke kanan ataupun sebaliknya (jika kita menghadap pantai).


10 Rumah yang terdampak abrasi pantai
Gelombang yang tak kunjung berhenti menghempas pantai dari dahulu sampai sekarang harus diperhitungkan apabila kita bermaksud membuat bangunan-bangunan di tepi pantai. Suatu bangunan yang didirikan di pantai, lama kelamaan dapat terkikis oleh gelombang laut apabila pada perencanaan bangunan tersebut tidak atau kurang diperhitungkan faktor gelombang ini.


11. Pemboran miyak lepas pantai
Kegiatan pemboran minyak di lepas pantai harus memperhitungkan kekuatan gelombang yang menghempas pipa-pipa pemboran agar tidak terjadi kebocoran minyak di laut yang mengakibatkan pencemaran (polusi) di lingkungan sekitarnya.


12. Bencana Tsunami
Bencana tsunami pernah terjadi di pantai pulau Jawa akibat meletusnya G. Krakatau pada tahun 1883, dan di Lembata (Flores Selatan) yang memakan begitu banyak korban jiwa manusia dan binatang. Bencana itu disebabkan karena gelombang juga, yang lebih terkenal di kalangan ahli Oseanografi dengan istilah gelombang pasang dan secara luas dikenal sebagai “Tsunami” (istilah  bahasa Jepang). Kecelakaan sebenarnya dapat diperkecil karena sebelumnya gelombang pasang tersebut dapat diramalkan kapan tibanya oleh para ahli.



Oseanografi seringkali diungkapkan berdasarkan empat kategori kelilmuan yaitu fisika, biologi, kimia dan geologi (Stowe, 1983). Penjelasan masing-masing cabang ilmu ini yaitu sebagai berikut:


1. Fisika Oseanografi


Fisika oseanografi atau oseanografi fisis mempelajari segala sifat dan karakteristik fisik yang membangun sistem fluidanya (Supangat dan Susanna, 2000).

Sedangkan mnurut Hutabarat dan Stewart (1985),fisika oseanografi mempelajari hubungan antara sifat-sifat fisika yang terjadi dalam lautan sendiri dan yang terjadi antara lautan dengan atmosfer dan daratan.

Hal ini termasuk kejadian-kejadian pokok seperti terjadinya tenaga pembangkit pasang dan gelombang, iklim dan sistem arus-arus yang terdapat di lautan dunia.

Raharjo dan Harpasis (1982), mengatakan bahwa fisika oseanografi mempelajari sifat-sifat fisis dari laut, apa yang menyebabkannya, bagaimana proses terjadinya dan apa yang dipengaruhinya.

Suhu, arus, pasang surut dan gelombang termasuk dalam bidang kajian oseanografi fisika.


2. Kimia Oseanografi


Menurut Hutabarat dan Stewart (1985), kimia oseanografi berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam dan dasar laut dan juga menganalisa sifat-sifat air laut itu sendiri.

Sedang menurut Supangat dan Susanna (2000) oseanografi kimia melihat berbagai proses aksi dan reaksi antar unsur, molekul atau campuran dalam sistem samudera yang menyebabkan perubahan zat secara reversibel atau inversibel.

Sedang menurut Raharjo dan Harpasis (1982), oseanografi kimia mempelajari sifat-sifat kimia dari air laut.

Dalam cabang ilmu ini dipelajari mengenai unsur-unsur kimia apa saja yang terkandung di dalamnya, dimana asalnya dan apa pengaruhnya terhadap lingkungan sekitarnya dan seterusnya.

Misalnya, mengapa air laut itu asin, sedangkan air laut berasal dari air sungai yang sama sekali tidak asin.Begitu banyak unsur kimia di laut. Emas adalah salah satu unsur yang terdapat di dalamnya, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil.

Raharjo dan Harpasis (1982) mengatakan, bahwa pernah ada seorang ahli yang ingin mendapatkan emas dari air laut.

Ahli tersebut berhasil memisahkannya dari air laut, hanya biaya yang dikeluarkannya untuk proses itu jauh lebih  mahal dari harga emas di pasar, sehingga ia tidak melanjutkan usahanya.

Tetapi peristiwa ini menunjukkan bahwa kalau suatu saat dikemudian hari suatu unsur sudah sangat langka diketemukan di daratan, orang akan lari ke laut untuk mendapatkannya.

Pentingnya unsur-unsur kimia tadi adalah untuk pertumbuhan dan perkembangan dari makhluk bersel satu yang hidup di laut.

Makhluk-makhluk ini menjadi makanan hewan-hewan bersel satu, sedangkan hewan-hewan bersel satu ini merupakan makanan bagi hewan-hewan yang lebih besar lagi. Hewn-hewan itu merupakan makanan bagi ikan-ikan kecil.

Dan ikan-ikan kecil tadi merupakan makanan ikan-ikan besar. Kalau makhluk bersel satu itu tidak ada maka mungkin sekali tidak ada kehidupan di laut.

Dari uraian diatas dapat kalian lihat betapa pentingnya kaitan antara unsur-unsur kimia yang ada di laut dengan kehidupannya yang ada di laut. Melalui penelitian unsur-unsur kimia itu dapat kita ketahui bahwa laut itu tercemar (poluted) atau tidak.

Dewasa ini banyak didengungkan tentang pencemaran lingkungan dan laut termasuk salah satu lingkungan yang parah keadaanya.

Pencemaran minyak entah karena kapal tanki yang pecah atau bocor maupun pipa-pipa pembora minyak bocor, sangat sering terjadi di laut.

Jika tidak ditanggulangi dengan baik, maka makhluk yang hidup di laut akan musnah.

Kalian dapat membayangkan kalau kehidupan di laut musnah, berarti akan sangat mempengaruhi kehidupan umat manusia, termasuk kita juga.

Proses pencegahan pencemaran itu tidak dapat terlepas dari  pengetahuan tentang kimiawi dari air laut itu sendiri.

Kalau misalnya akan diberikan suatu zat yang dapat menguraikan minyak tersebar itu, perlu diperhatikan apakah zat tersebut dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan yang diharapkan di air yang asin?

Apakah akan bekerja dengan baik atau tidak dapat bekerja sama sekali, atau justru membentuk suatu persenyawaan yang baru yang lebih berbahaya bagi lingkungannya dibanding dengan minyak itu sendiri.


3. Biologi Oseanografi


Menurut Hutabarat dan Stewart (1985), biologi oseanografi sering dinamakan Biologi Laut.

Dimana dalam cabang ilmu ini dipelajari semua organisme-organisme yang hidup di lautan, termasuk hewan-hewan yang berukuran sangat kecil (plankton) dan juga hewan-hewan yang berukuran besar dan tumbuh-tumbuhan air.

Menurut Supangat dan Susanna (2000) oseanografi biologi mempelajari sisi hayati samudera guna mengungkapkan berbagai siklus kehidupan organisme yang hidup di atau dari samudera.

Sedang menurut Raharjo dan Harpasis (1982), Oseanografi-hayati (Biological Oceanography) adalah bagian dari Oseanografi yang mempelajari sifat-sifat makhluk-makhluk yang hidup di laut, yang lebih dikenal dengan flora dan fauna laut.

Hampir seluruh akhli ilmu pengetahuan sependapat bahwa kehidupan di dunia ini berasal dari laut dan melalui proses evolusi makhluk itu berubah menjadi makhluk-makhluk yang sekarang kita kenal. Banyak sekali hal-hal menarik yang dapat kta pelajari dari kehidupan yang ada di laut.

Pernahkah kalian menyelam sampai sedalam 3,5 meter di kolam renang? Apa yang kalian rasakan? Bukankah selaput pendengaran di telinga kalian terasa sakit (terutama bagi mereka yang baru dapat berenang)?

Apalagi jika kaliam menyelam sampai kedalaman 1000 meter di dalam laut tanpa mennggunakan peralatan apa-apa. Tubuh kita akan menjadi gepeng karena tekanan air yang begitu besar pada kedalaman tersebut.

Tetapi pada kedalaman itu bahkan sampai kedalaman 2500 meter masih ada makhluk-makhluk yang dapat hidup dengan baik. Justru kalau makhluk itu diangkat ke permukaan laut, maka ia akan mati dan bahkan mungkin tubuhnya meledak karena tekanan di dalam tubuhnya jauh lebih besar dari tekanan udara.

Kalau kalian melihat kehidupan yang ada di antara karang-karang di laut, kalian akan sangat takjub karena keindahanya. Ikan dengan berbagai macam warna sangat menonjol dalam lingkungan yang berwarna hijau.

Belum lagi ditambah bunga-bunga karang yang berwarna lembut, semuanya ini menambah keindahan lingkungan karang tersebut.

Pernahkah kalian mendengan Taman Laut di perairan pulau Banda yang ada di Ambon? Taman laut tersebut merupakan contoh betapa indahnya kehidupan diantara karang-karang. Lingkungan yang indah ini akan punah jika kita tidak menjaga dan membinanya.

Sedangkan untuk menjaga dan membinanya kita perlu mengetahui, mempelajari kehidupan dari makhluk-makhluk tersebut.

Bagaimana cara berkembang biaknya, apa yang menjadi makannya, bagaiman hubungan antara makhluk satu dengan lainnya dan dengan lingkungannya, dan lain-lain.


4. Geologi Oseanografi


Menurut Supangat dan Susanna (2000), oseanografi geologi memfokuskan pada bangunan dasar samudera yang berkaitan dengan struktur dan evolusi cekungan samudera.

Hingga saat ini kita masih selalu menganggap bahwa sinar matahari merupakan satu-satunya sumber khidupan di dunia ini.

Tanpa sinar matahari amka tidak ada kehidupan sama sekali di dunia ini. tetapi ternyata penelitian-penelitian pada tahun 1979 menunjukan bahwa ada kehidupan yang tidak memerlukan cahaya matahari sama sekali sebagai sumber kehidupannya.

Keadaan tersebut terdapat di dalam laut. Bidang oseanografi yang berhubunan dengan keadaan geologis lebih dikenal dengan Oseanografi Geologi (Raharjo dan Harpasis,1982).

Menurut Hutabarat dan Stewart (1985), ilmu geologi penting artinya bagi kita dalam mempelajari asal batuan yang telah berubah lebih dari berjuta-juta tahun yang lalu.

Termasuk di dalamnya adalah penelitian tentang lapisan kerak bumi, gunung berapi dan terjadinya gempa bumi.

Sinar matahari yang menyinari laut hanya dapat menerangi permukaan laut sampai kedalaman beberapa ratus meter saja (kurang lebih 400 meter dari permukaan laut).

Makin dalam kita masuk ke dalam laut makin berkurang kekuatan cahaya yang ada. Pada kedalaman 1000 meter, sudah tidak ada cahaya matahari yang sampai ke tempat itu meskipun matahari bersinar dengan terik di atas permukaan laut.

Kegelapan abadi saja yang ada dan ikan yang hidup di tempat ini mencari makanan dengan mengandalkan cahaya dari tubuhnya sendiri, seperti kunang-kunang pada malam hari.

Ternyata penelitian menunjukan pada kedalaman 2500 meter masih ada kehidupan, cacing yang panjangnya 60 cm dan kepiting-kepiting yang cukup besar.

Bagaimana mereka dapat hidup disana? Para ahli mendapatkan bahwa mereka hidup disekitar pipa yang mengeluarkan cairan panas yang penuh dengan mineral dari cairan di pusat bumi.


Pipa Dasar Samudera yang mengeluarkan cairan dari pusat bumi
Supangat dan Susanna (2000) mengungkapkan bahwa beebrapa asepk penting disiplin ilmu oseanografi agak sulit dikategorikan ke dalam satu dari empat keilmuan di atas, seperti aspek-aspek geofisika, biofisika, nutrisi, petrologi, antropologi, meteorologi, dan farmakologi.

Disamping itu, oseanografi juga dipengaruhi oleh keilmuan yang tidak termasuk sains murni, seperti sejarah, hukum, atau sosiologi.

Lebih lanjut, sekarang ada juga telah berkembang cabang baru oseanografi yang disebut oseanografi terapan. Karena deskripsi tentang seorang oseanografer akan melingkupi kelilmuan yang kompleks.



Sejarah Oseanografi Menurut Supangat dan Susanna (2000)

J.J Bhatt dari Rhode Island Junior College (19780 membagi sejarah Osennografi menjadi beberapa era, yaitu era klasik, era sebelum Challenger, era Challenger, era setelah Challenger dan era Glomar Challenger.

Awal dari oseanografi tidak diketahui pasti, karena memang manusia kuno tidak meninggalkan rekaman sistematik, baik berupa jurnal maupun buku harian perorangan,

Para arkeolog mencatat orang-orang Polenesia dan India pra sejarah melakukan perjalanan laut yang sulit dalam jarah yang panjang.

Para pedagang dari India Timur telah memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang arus-arus monsun, karena perjalanan laut sudah umum di kawasan Samudera Hindia pada sekitar 3000 SM.

Menyusul kemudian bangsa Punisia dan Yunani yang kerap melayari perairan Laut Tengah dalam rentang waktu 1500-1600 SM.

Sekitar tahun 150 M, Claudius Ptolemy telah membuat peta Samudera Atlantik dan Hindia berupa dua lautan yang tertutup. Bersamaan dengan masanya beberapa instrumen navigasi telah ditemukan, seperti kompas dan astrolabe (alat pengukur tinggi bintang) di Cina.

Tahun 800-1000 M bangsa Viking telah berlayar hingga Atlantik Utara, menemukan Iceland dan Greenland. Dan tahun 1000 M ahli sejarah mencatat putra Eric Si Merah telah mencapai bagian paling utara dari Benua Amerika.

Era sebelum Challenger ditandai oleh dua orang pionir pelayaran jarak jauh yaitu Chrisopher Columbus (Italia) yang berhasil mencapai Benua Amerika tahun 1492 dan Vasco da Gama (Portugis) berhasil menemukan rute ke India melalui Tanjung Harapan tahun 1498.

Tahun 1520, pelaut Spanyol, Ferdinand Magellan berlayar hingga samudera Pasifik, dan mengukur kedalaman laut di beberapa tempat menggunakan teknik gelombang bunyi tetapi belum dapat mencapai dasar lautnya.

William Dampier telah mendeskripsikan aspek meteorologi laut dalam oseanografi secara detail dalam publikasinya A discourse of the Wind tahun 1700.

Tahun 1768-1779 Capatain James Cook melayari kawasan Pasifik memetakan New Zealand, Laut Selatan, dan pantai barat laut Amerika Utara.

Tahun 1770 Benjamin Franklin untuk yang pertama kalinya membuat peta Arus Teluk (Gulf Stream).

Alexander vo Humbolt (1769-18590 dari Jerman atas inspirasi ekspedisi Cook melakukan lima tahun perjalanan laut melalui Kuba, Meksiko, dan banyak tempat lagi sepanjang pantai Amerika Latin, Ia mempublikasikan perjalanan ilmiahnya dalam 17 volume tulisan The Travels of Humboldt and Bonpland in the Interior of America.

Tahun 1818 John Ross dan keponakannya James Ross sukses mengukur kedalaman Teluk Baffin, Canada, serta mempelajari kondisi dan distribusi alamiah organisme serta sedimen laut.

Charles Darwin dengan kapal Beagle-nya tahun 1830melakukan ekspedisi ke kepulauan Galapagos, menghasilkan konsep-konsepevolusi yang hingga kini masih tertulis dalam buku-buku tentang evolusi makhluk hidup.

Edward forbes mengamati binatang dan tumbuhan dasar laut. Ia membagi populasi laut menjadi delapan zona menurut skala pertumbuhan habitatnya terhadap kedalaman.

Oseanografi fisika menemukan awal kebangkitan nya melalui buku teks pertaa dalam oseanografi, “The Physical Geography of the Sea” yang ditulis oleh letnan Matthew Fontaine Maury dari angkatan laut Amerika tahun 1855. Oelh bangsa Amerika ia dikenal sebagai bapak oseanografi fisis modern.

Langkah besar oseanografi terjadi setelah dipublikasikannya Ekespedisi Challenger oleh William Dittmar (1884) berdasarkan ekspedisi kelautan menggunakan kapal angkatan laut Inggris HMS Challenger yang dipimpin C Wyville Thomson tahun 1872-1876. Ini adalah ekspedisi laut dalam secara global yang pertama kali dilakukan.

Darinya berhasil dikoleksi sampel-sampel biologi laut, 77 sampel air samudera, informasi kedalaman dan temperatur laut, serta landasan oseanografi geologi terbentuk karenanya.

Ekspedisi ini menjadi inspirasi ekspedisi-ekspedisi selanjutnya dan berdirinya lembaga-lembaga riset samudera.

Seiring dengan waktu berbagai deskripsi tentang samudera dan segala sesuatu di bawah permukaan air yang melingkupi bumi kita terungkap.

Di akhir abad 19, oseanografi dari Norwegia Fridjof Nansen berdasarkan ekspedisi Fram-nya di samudera Artik mencoba mengungkapkan berbagai fenomena di samudera tersebut dan emngamati fenomena angin yang membangkitkan arus permukaan laut.

Sumbangan dari Nansen yang hingga kini masih digunakan yaitu tabung khusus untuk sampel air laut dari berbagai kedalaman, kini dikenal dengan nama botol Nansen.

Diawal abad 20 riset Meteor melakukan lebih dari 70.000 sounding dasar samudera, ia melengkapi hasil sounding dari challenger.

Tahun 1920-1922 kapal riset Dana mengamati samudera Hindia dan emnemukan punggungan tengah samudera Carlsberg di dasarnya. Tahun 1950-an kapal riset Swedia Galatha Triste selain berhasil mengukur kedalaman palung Mindanau juga menemukan kehidupan di laut dalam.

Kapal riset Golmar Challenger yang diluncurkan oleh Institut Oseanografi Scripps di La Jolla California tahun 1968 adalah kapal riset modern yang dilengkapi berbagai sensor untuk mengukur seluruh parameter oseanografi. Kapal ini juga memiliki kemampuan untuk melakukan pengeboran di dasar laut.

Antara tahun 1968-1973 Glomar Challenger telah mengebor 450 sumur bor, melego jangkar di 300 lokasi, dan mengarungi lebih dari 275.000 km.

Oseanografi kini telah menggunakan teknologi tingkat tinggi dalam observasi samudera termasuk menggunakan perangkat penginderaan jauh seperti satelit.

Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak diantara samudera Fasifik dan Hindia jelas memerlukan riset kelautan untuk mengungkap berbagai fenomena dan mengidentifikasi sumber daya laut yang dimiliki secara akurat.

Indonesia telah melengkapi perangkat teknologi dengan kapal-kapal riset. Lembaga-lembaga negara yang berhubungan dengan matra laut seperti Dinas Hidro Oseanografi-Angkatan Laut, LIPI, dan BPPT memang telah memiliki kapal-kapal riset. Tetapi kapal riset yang ada belum sebanding dengan luasnya kawasan lautan Indonesia.


Sejarah Oseanografi Menurut Hutabarat dan Stewart (1985)


Manusia tertarik pada lautan dapat ditinjau kembali pada permulaan zaman peradaban manusia, ketika pengetahuan tentang dunia dibatasi pada negara-negara dimana kapal-kapal pelaut dapat pergi dan kembali. Pada waktu itu, bentuk dari peta sangat penting artinya.

Dimana bentuk peta ini menjadi makin tepat begitu pelayaran menyeberangi lautan, makin lama makin menempuh jarak yang jauh dan sering dilakukan. Gambar dibawah ini Menunjukan kepada kita beberapa bentuk peta permulaan yang telah dibuat oleh para sarjana bangsa Eropa.

Pada peta diatas, terlihat bahwa bentuk peta-peta tersebut makin lama makin tepat sesuai dengan banyaknya keterangan yang tersedia. Pada zaman Ptelemous, abad kedua sebelum Masehi, Lautan Mediterania bagian Utara Afrika dan bagian pantai Selatan Asia daratan telah dipetakan dengan sempurna. Pengetahuan tentang lautan juga turut berkembang pada arah yang lain.

Pada abad keempat sebelum Masehi seorang sarjana terkemuka bangsa Yunani, yaitu Aristoteles, telah melakukan suatu penelitian mendetail mengenai hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan laut. Dimana dia secara cermat telah menjelaskan dan mengklasifikasikan organisme-orgenisme tersebut.

Akhirnya pada abad kesatu sebelum Masehi, hubungan antara gerakkan pasang dan letak dari bulan telah dimengerti oleh manusia untuk pertama kali. Pengertian ini mendorong manusia untuk mampu membuat ramalan yang tepat.

Manusia pada mulanya telah menggunakan pengalaman mendeteksi tentang adanya perubahan iklim di lautan, sehingga dapat memanfaatkannya sebagai sarana untuk berdagang.

Keadaan di Lautan Hindia, misalnya merupakan suatu daerah yang unik dan cocok untuk dipakai sebagai contoh.

Angin musim yang bertiup dari arah tenggara pada waktu terjadi musim panas di belahan bumi utara dan akan bertiup dari arah yang berlawanan (Timur Laut) pada waktu di belahan bumi sebelah utara terjadi musim dingin.

Hal ini memungkinkan kapal-kapal dapat menyeberangi lautan pada satu musim dan kembali pada musim berikutnya.

Pelayaran-pelayaran besar juga sama pentingnya dalam memetakan garis pantai dan lautan-lautan di dunia dalam perkembangan sejarah berikutnya.

Sebagai contoh, seorang bangsawan Portugis, yaitu Ferdinando Magellhaens telah mengadakan suatu pelayaran mengelilingi dunia pada abad ke empat belas setelah Masehi.

Dia telah membuktikan bahwa bumi ini berbentuk bulat tidak datar seperti yang telah diperkirakan oleh orang banyak pada waktu sebelumnya.

Pada abad kedelapan belas seorang dengan kebangsaan Inggris yang bernama James Cook membuat seluruh peta dari Lautan Pasifik dan memperlihatkan adanya sebuah daratan yang terletak pada bagian Selatan Kutub yang selalu tertutup oleh es.

Beberapa ekspedisi oseanografi  penting lainnya telah dilakukan oleh Challenger (1872-1875), Gazelle (1874-1876), Vitiaz (1886-1889) dan Meteor (1925-1927).

Ekspedisi Challenger khususnya telah membuat sebuah bantuan tambahan pengetahuan yang penting dimana mereka telah mengadakan pelayaran sejauh 68.890 mil laut, membuat 492 kali pengukuran kedalaman, 133 kali pengambilan contoh dasar laut dan mengumpulkan data-data iklim, arus laut,suhu laut, komposisi air laut dan contoh-contoh sedimen dasar dari 362 stasiun penelitian yang berbeda.

Ekspedisi ini telah mengadakan penelitian yang lama dan beberapa kali di perairan Asia Tenggara.

Pada saat ini, ilmu oseanografi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang berkembang secara cepat dan membutuhkan ongkos yang mahal dan yang sering bersangkutan dengan kerjasama internasional.

Kapal-kapal penelitian oseanografi sekarang telah dilengkapi dengan alat-alat yang rumit yang dapat menghasilkan data fisika, kimia dan biologi secara tepat dan jelas.

Tahun-tahun belakangan ini merupakan perkembangan dari kapal-kapal yang sering mengadakan penelitian dibawah permukaan air, bahkan sekarang sudah banyak dijumpai adanya laboratorium di bawah air yang sifatnya permanen.

Keterangan-keterangan dari satelit yang selalu mengelilingi bumi juga menjadi begitu penting artinya dalam melengkapi data-data tentang gejala arus laut dan pertukaran panas. Dimana hal ini merupakan suatu pekerjaan yang sulit untuk dilakukan dimasa lalu.

Namun demikian, perlu ditekankan bahwa ilmu oseanografi merupakan suatu ilmu yang relatif masih muda, dimana masih banyak hal-hal lain yang harus dipelajari. Akhirnya kita harapkan semoga ilmu ini akan berkembang cepat diwaktu yang akan datang ini.



Berikut ini adalah beberapa badan di Indonesia yang mengkaji oseanografi:

1. LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
2. Kementrian Kelautan dan Perikanan.
3. BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapa Teknologi) dibawah Kementrian Riset danTeknologi.
4. PPGI (Pusat Pengembangan dan Penerapan Geologi Kelautan).
5. LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional).
6. PU (Pekerjaan Umum) dibawah Kemetrian Pekerjaan Umum.
7. BNPB (Badan Penanggulangan Bencana.
8. BMKG (Badan Meteorologi dan Geofisika).
9. DIHIDROS (Dinas Hidrografi-Oseanografi) dibawah TNI AL.



DAFTAR MATA KULIAH OSEANOGRAFI
Berikut ini adalah daftar matakuliah oseanografi pada beberapa universitas di Indonesia:

A. OSEANOGRAFI ITB (Institut Teknoogi Bandung)


Mata kuliah wajib
Matermatika IA
Fisika dasar
Kimia dasar
Pengantar rekayasa dan desain
Tata tulis karya ilmiah
Pengantar ilmu dan teknologi kebumian
Bahasa Inggris
Olahraga
Pengenalan teknologi informasi
Mekanika
Pendahuluan oseanografi
Mekanika fluida
Komputasi oseanografi
Oseanografi biologi
Agama dan etika
Oseanografi geologi
Metoda analisa data oseanografi
Gelombang laut
Pasang surut
Arus laut
PPKN
Oseanografi lingkungan
Selam dan navigasi laut
Survei hidro-oseanografi
Oseanografi Indonesia
Manajemen pesisir dan laut
Kolokium

Mata Kuliah Program Studi
Mitigasi dan bencana laut
Penginderaan jauh oseanografi
Kualitas alir laut
Oseanografi perikanan
Meteorologi laut
Pengantar biogeokimia laut
Budidaya laut
Oseanografi pantai
Pemodelan oseanografi
Pengantar pemodelan lingkungan laut
Transpor sedimen dan dinamika pantai
Tsunami dan gelombang ekstrim
Energi dan konvensional laut
Kapita selekta
Selam ilmiah
Dinamika gelombang panjang
Pengantar interaksi laut atmosfer
Estuaria
Analisis dan peramalan gelombang laut
Kerja praktek/kuliah kerja


B. ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO


Mata Kuliah Wajib
Biologi laut
Kimia dasar
Fisika dasar
Pengantar ilmu kelautan dan oseanografi
Pengantar ilmu ekonomi
Pendidikan agama
PPKN
Bahasa Inggris
Olah raga
Geolologi laut
Avertebrata laut
Biokimia
Oseanografi Kimia
Oseanografi fisika
Selam
Ilmu sosial dan budaya dasar (ISDB)
Vertebrata laut
Planktonologi
Mikrobiologi laut
Sedimentologi
Meteorologi dan klimatologi laut
Statistika
Teknologi Informasi
Bahasa indonesia
Ekologi laut
Koralogi
Ekologi kuantitatif
Budidaya laut
Instrumentasi kelautan
Penginderaan jauh dan pemetaan laut
Bioteknologi
Dasar-dasar managemen
Managemen sumberdaya pesisir
Praktek kerja lapangan
Pencemaran laut
Metodologi ilmiah
Stock assesment
Bioteknologi laut
Sistem informasi geografi kelautan
Akustik kelautan
Kewirausahaan
Studi kelayakan dan managemen proyek
Kolokium
Bahan hayati laut
Konservasi sumebr daya dan lingkungan laut
Skripsi


Fisiologi hewan laut
Fisiologi tumbuhan laut
Phycology
Marine porifera
Penangkapan dan restoking
Oseanografi biologi
Tata ruang pesisir dan laut
Geomorfologi pantai
Selam keahlian
AMDAL
Ecoturism
Mitigasi bencana pesisir dan laut
Pemodelan sumebr daya pesisir dan laut
Standarisasi
Ekotoksikologi
Biomonitoring
Managemen mangrove dan seagrass
Peraturan perundangan bidang kelautan
Bioremediasi
Farmakologi laut
Biodeteriorasi
Identifikasi senyawa
Marine toxine
Ekologi kimia laut
Metoda isolasi bahan hayati laut
Mariculture engineering
Pengelolaan sumber daya pesisir dan laut



Wilayah Indonesia dikenal dengan sebutan Benua Maritim karena lokasi geografis dan kondisi geologinya yang unik.

Hal ini menempatkan prodi oseanografi pada posisi dan peran yang sangat strategis untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli.

Lulusan oseanografi memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan berbagai bidang kajian yang mendukung pembangunan nasional

Bencana laut dan lingkungan (gelombang badai, penyebaran tumpahan minyak dan limbah di laut, kekeringan karena Elnino dll) yang terjadi selama dua dasawarsa terakhir dan perlunya energi alternatif sebagai pengganti minyak bumi telah menumbuhkan kesadara akan pentingnya bidang kajian kelautan bagi masyarakat dan pemerintah.

Terutama dalam bidang energi dengan melakukan penelitian sumber energi alternatif yang berasal dari laut, seperti pasang surut laut,gelombang dna Ocean Thermal Energy Concervation (OTEC).

Pada proses perkuliahannya, mahasiswa akan dibekali konsep-konsep dasar ilmu kelautan yang meliputi asepek fisika, kimia dan biologi dan geologi serta dilengkapi dengan dasar-dasar dinamika serta survei dan pemetaan laut.

Laut sebagai objek kajian ditinjau mulai dari sifat-sifat fisis dan kimia air laut, gerakannya berupa arus, gelombang dan pasang surut, sedimen dasar laut, revolusi lempeng tektonik (khususnya lempeng samudera), sampai dengan proses erosi dan sedimentasi daerah pantai.

Seluruh ilmu-ilmu dasar seperti fisika, kimia, biologi, geologi, dan matematika digunakan untuk dapat menerangkan proses alam yang terjadi di laut.

Untuk menduung proses perkuliahan, mahasiwa juga akan dibekali dengan kegiatan observasi lapangan, studi  laboratorium, pemodelan dan simulai komputer serta aplikasi pengideraan jauh.

Umumnya pengukuran parameter oseanografi dilakukan di laut menggunakan kapal riset. Disamping itu pengukuran dapat juga dilakukan di laboratorium dengan bantuan model-model fisis atau hidrolika yang dibuat semirip mungkin dengan yang ada di lautan.


Seorang sarjana oseanografi dapat berprofesi pada berbagai bidang, antara lain:


1. Perguruan tinggi


Perguruan tinggi baik negeri amupun swasta di dalam dan diluar negerti (seperti ITS, Undip, ITB, Unand, Universitas Malaysia, Universitas Columbia dll.)


2. Lembaga Riset


Lembaga riset baik di pemerintahan maupun swasta di dalam dan luar negeri, antara lain:
Badan Riset Kelautan dan Perikanan
Depertemen Kelautan dan Perikanan
Pusat Penelitian Oseanografi
Lembaga Penerbangan dan Antariksa nasional
Badan Meteorologi dan Geofisika
PEMDA
Twente University
The Netherlands
Delf Hydraulic
Hamburg University
Kyoto University


3. Administrator Kelautan


Administrator kelautan baik di pusat maupun di daerah


4. Industri


Industri perikanan, industri bahari, industri migas dan mineral dan sebagainya.


5. Lembaga Swadaya Masyarakat

6. Electronic data Processing dan Infromasi teknologi
7. Wirausaha
8. Perusahaan swasta nasional dan asing


1. Untuk memenuhi rasa penasaran dan keingintahuan. Pada masa lampau ketika belum adanya ilmu pengetahuan yang semaju sekarang ini, banyak hal yang belum terungkap. Hal ini tentu menimbulkan rasa ingin tahu pada diri manusia terutama para ilmuan, dan laut menjadi obyek yang diteliti juga. Jadi Oseanografi pun dikembangkan untuk memenuhi rasa ingin tahu tersebut.

2. Kemajuan ilmu pengetahuan. Mempelajari Oseanografi untuk kemajuan ilmu pengetahuan di bidang kelautan banyak dilakukan sekarang. Namun berbeda untuk memenuhi rasa ingin tahu, mempelajarai ilmu oseanografi untuk kemajuan ilmu pengetahuan dilakukan secara sistematis dan ilmiah bedasarkan hasil penelitian dan pengetahuan yang sebelumnya. Kemudian hail penelitian ini akan dipublikasikan dalam bentuk jurnal atau majalah ilmiah.

3. Memanfaatkan  jenis jenis sumber daya alam hayati laut. Dengan adanya Oseanografi kita bisa mempelajari tentang sumber daya hayati laut. Berbagai jenis ikan dan biota laut bisa dijadikan sumber pangan dan bahan obat – obatan. Oseanografi berfungsi sebagai pengetahuan untuk mengetahui keberadaan sumber daya tersebut, mengetahui potensinya, cara memperolehnya dan cara mengolahnya, serta bagaimana cara membudidayakannya agar tidak cepat punah.

4. Memanfaatkan sumber daya non hayati laut. Dalam laut banyak sekali sumber daya yang bisa dimanfaatkan seperti mineral dan bahan galian lainnya, minyak bumi, gas alam, energi panas, arus laut, gelombang dan pasang surut. Sama seperti dalam pemanfaatan sumber daya hayati laut, oseanografi digunakan sebagai pencari sumber daya non hayati laut, mengetahui potensi dan karakter sumber daya tersebut.

5. Memanfaatkan laut untuk sarana berkomunikasi. Seperti peletakan kabel dalam laut, oseanografi digunakan untuk menentukan tempat yang tepat untuk memasang dan meletakkan posisi kabel yang tepat agar kabel bisa digunakan secara maksimal.

6. Untuk menentukan batas – batas dan juga pertahanan negara. Oseanografi digunakan untuk menentukan batas – batas laut dari suatu negara di laut dan juga menentukan untuk tempat yang tepat meletakkan armada pertahanan.

7. Menjaga lingkungan laut dari kerusakan dan pencemaran lingkungan karena aktifitas manusia.

8. Menjaga lingkungan dari bencana alam di laut.

9.Untuk rekreasi. Kegiatan rekreasi banyak dilakukan di laut. Untuk itu oseanografi digunakan untuk mengetahui dan menentukan tempat rekreasi yang aman.

10. Memanfaatkan laut untuk sarana perdagangan dan transportasi. Oseanografi digunakan untuk menentukan jalur – jalur pelayaran, fenomena – fenomena yang terjadi dan tempat berlabuh yang aman.


Demikian ulasan dari PPKN.CO.ID Mengenai Pengertian Oseanografi, Semoga Bermanfaat….


Refrensi Teknologi [DISINI]