Sistem Dispersi
Sistem Dispersi – Apa itu sistem dispersi dan apa itu Dispersi? Nah, pada kesempatan ini kami akan mengulas materi makalah mengenai sistem dispersi meliputi rumus-rumus dan jenis serta contoh dan jenis larutan dalam sistem dispersi, Simaklah ulasannya di bawah ini.
Pengertian Sistem Dispersi
Pengertian Dispersi
Dispersi merupakan peristiwa penguraian cahaya putih (polikromatik) menjadi komponen-komponennya karena pembiasan. Komponen warna yang terbentuk yakni merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Dispersi juga dapat terjadi karena ada perbedaan deviasi untuk setiap panjang gelombang, yang disebabkan oleh perbedaan kelajuan masing-masing gelombang pada saat melewati medium pembias. Gambar 1. menunjukkan dispersi sinar putih yang melalui sebuah prisma.
Pembiasan Cahaya pada Prisma
Jadi, sudut deviasi (δ) merupakan sudut yang dibentuk oleh perpanjangan sinar datang mula-mula dengan sinar yang meniggalkan bidang pembias atau pemantul. Gambar 2. menunjukkan sudut deviasi pada pembiasan prisma.
β + ∠ABC = 180oPada segitiga ABC berlaku hubungan:r1 + i2 +∠ABC = 180osehingga diperoleh hubungan:
β + ∠ABC = r1 + i2 +∠ABC
β = r1 + i2 ……………………………………………… (1)dengan:
β = sudut pembias prismai2 = sudut datang pada permukaan 2r1 = sudut bias pada permukaan 1
∠ADC + (i1 – r1) + (r2 – i2) = 180o∠ADC = 180o + (r1 + i2) – (i1 + r2)
Jadi, sudut deviasi ( δ ) adalah:
δ = 180o – ∠ADCδ = 180o – [180o + (r1 + i2) – (i1 + r2)]δ = (i1 + r2) – (r1 + i2)
δ = (i1 + r2) – β ……………………………………… (2)
dengan:δ = sudut deviasii1 = sudut datang mula-mular2 = sudut bias keduaβ = sudut pembias
Gambar 3. Grafik sudut deviasi terhadap sudut datang pada prisma. Pada sudut deviasi berharga minimum (δ = 0) jika sudut datang pertama (i1) sama dengan sudut bias kedua (r2).
Secara matematis dapat dituliskan syarat terjadinya deviasi minimum (δm) adalah i1 = r2 dan r1 = i2, sehingga persamaan (2) dapat dituliskan kembali dalam bentuk:
δm = (i1 + i1) – β
δm = 2i1 – βi1 = (δ+β) / 2 .,……………………….. (3)
Selain itu, deviasi minimum juga bisa terjadi jika r1 = i2, maka dari persaman (1) diperoleh:β = r1 + r1 = 2r1r1 = 1/2 β ……………………………………………………… (4)
Bila dihubungkan dengan Hukum Snellius diperoleh:n1.sin i1 = n2.sin r1(sin i1/sin i1) = (n2/n1)
Masukkan terlebih dahulu i1 dari persamaan (3) dan r1 dari persamaan (4) sehingga: Jika n1 = udara, maka n1 = 1, sehingga persamaan di atas menjadi:δm = (n2 − n1) β……………………………………….. (7)dengan:n1 = indeks bias mediumn2 = indeks bias prismaβ = sudut pembias (puncak) prismaδm = sudut deviasi minimum
Jenis dan Contoh Larutan dalam Sistem Dispersi
Adapun jenis dan contoh sistem dispersi diantaranya yakni :
1. Dispersi kasar
Dispersi kasar / suspensi dapat terjadi jika diameter fasa terdispersi memiliki ukuran di atas 100 nanometer. Sistem ini mula-mula keruh tetapi dalam beberapa saat segera nampak batas antara fasa terdispersi dengan medium pendispersi karena terjadinya pengendapan.
Kita dapat memisahkan fasa terdispersi dari mediumnya dengan cara melakukan penyaringan.
Contoh dispersi kasar yaitu dispersi pasir di dalam air, air kopi, air sungai, campuran minyak dengan air, campuran tepung gandum dengan air, dan lain-lain.
2. Dispersi halus
Dispersi halus disebut juga dengan dispersi molekuler atau larutan sejati. Dispersi halus akan terbentuk bila diameter fasa terdispersi berukuran dibawah 1 nanometer, sistem bersifat homogen dan larutan tampak jernih.
Namun, dispersi halus tidak menghasilkan pengendapan sehingga bila kita menyaring fasa terdispersi maka tidak bisa dipisahkan dari medium pendispersinya.
Contoh dispersi halus misalnya dispersi gula di dalam air, spirtus, larutan NaCl dalam air, larutan cuka, udara (campuran oksigen dan gas-gas lainnya), bensin, dan lain-lain.
3. Dispersi koloid
Dispersi koloid disebut juga larutan koloid. Dispersi koloid akan terjadi jika diameter fasa terdispersi berukuran antara 1 nanometer sampai 100 nanometer. Sifat dispersi koloid terletak diantara suspensi dan larutan.
Secara sepintas, dispersi koloid akan tampak seperti larutan homogen. Namun jika diamati di bawah mikroskop ultra maka kita masih bisa membedakan antara fase terdispersi dan medium pendispersi.
Sistem ini ditandai dengan kondisi larutan selalu keruh namun tidak terjadi pengendapan sehingga penyaringan fasa terdispersi tidak bisa dilakukan. Contoh dispersi koloid yakni dispersi susu di dalam air, santan, agar-agar yang sudah dimasak, detergen, mentega, selai, dan lain-lain.
Demikianlah pembahasan kami mengenani sistem dispersi, Semoga bermanfaat..
Refrensi Teknologi : KLIKDISINI