Site icon PPKN.CO.ID

Jenis Jenis Hujan dan Penjelasannya

Jenis Jenis Hujan


Terdapat bermacam-macam jenis hujan di dunia ini, namun, secara umum terdapat 4 jenis hujan yaitu
  • Hujan Frontal
  • Hujan Orografis
  • Hujan Zenithal
  • Hujan Muson

Masih terdapat banyak lagi jenis hujan lainnya yang akan kita bahas dibawah ini. Namun, secara umum, keempat hujan tersebut adalah yang paling sering terjadi, sehingga paling penting untuk dipelajari dan dipahami.

Daftar Isi

Hujan Frontal


Hujan frontal terjadi ketika massa udara yang lebih hangat bertemu dengan massa udara yang lebih dingin. Ketika bertemu, massa udara yang lebih hangat akan terangkat sehingga terjadi kondensasi dan pada akhirnya presipitasi.


Awan dan jenis hujan yang dihasilkan oleh front udara sangat bervariasi, tergantung dengan jenis front, faktor fisik lokal, serta kondisi udaranya.
Dalam ilmu meteorologi, terdapat tiga jenis front udara, yaitu front dingin, front hangat, dan front occluded. Pada kasus ini, kita akan membahas front tersebut serta dampaknya pada curah hujan dan cuaca lokal.

Front Hangat

Front hangat terjadi ketika udara hangat bergerak dan bertemu dengan udara dingin. Udara yang lebih hangat akan terangkat diatas udara yang lebih dingin, menciptakan sebuah front hangat.

Front hangat akan menyebabkan terbentuknya awan hujan yang memiliki radius luas dan orientasi horizontal (menyebar ke samping). Awan-awan yang muncul pada front hangat umumnya adalah awan berjenis Nimbostratus, Altostratus, dan awan dari keluarga cumulus.

Pada kasus front hangat, hujan yang terjadi cenderung ringan namun rentang waktu hujan nya cukup lama dan radius hujannya juga mencakup area yang luas. Front hangat sering terjadi di Eropa, terutama Inggris dan Prancis Utara. Dari sinilah kita mendapatkan stereotip bahwa Inggris sering mengalami hujan rintik-rintik.


Front Dingin

Front dingin terjadi ketika udara dingin bergerak dan bertemu dengan udara panas. Udara dingin akan mendorong udara panas naik sehingga udara tersebut mengalami kondensasi.

Front dingin akan menyebabkan terbentuknya awan cumulus seperti cumulonimbus yaitu awan badai yang berorientasi vertikal (menjulang keatas). Awan awan ini umumnya memiliki warna yang gelap karena mengandung sangat banyak uap air dan terkadang butir es.

Pada kasus ini, hujan akan terjadi dengan deras namun pada lokasi yang sempit dan kurun waktu yang sebentar. Hujan pada front dingin umumnya diiringi dengan badai guntur.
Front Macet (Occluded Front)
Ilustrasi Front Macet dimana Udara Hangat Dipaksa Naik Oleh Dua Massa Udara Dingin. Terlihat Cold Occlusion di Gambar Kiri dan Warm Occlusion di Gambar Kanan

Front macet terjadi ketika front dingin menyalip front hangat sehingga udara hangat terjebak antara dua massa udara dingin dan terpaksa naik keatas.
Terdapat dua jenis front macet yang sudah diketahui oleh para ilmuan, kedua jenis tersebut adalah

  • Cold Occlusion terjadi ketika udara yang sangat dingin mendorong maju udara dingin. Pada kasus ini, udara hangat dan udara dingin naik diatas udara yang sangat dingin.
  • Warm Occlusion terjadi ketika udara yang dingin mendorong maju udara sangat dingin. Sama seperti cold occlusion, udara hangat dan udara dingin naik diatas udara yang sangat dingin.

Cuaca yang disebabkan oleh aktivitas front macet umumnya adalah hujan ringan dan hujan sedang, jarang bagi front macet untuk menyebabkan hujan badai di daerah yang dilewatinya.


Hujan Zenithal

Hujan zenith, kerap disebut juga sebagai hujan konvektif atau hujan orang mati, terjadi ketika terdapat pemanasan yang tinggi terhadap permukaan bumi. Pemanasan ini akan menyebabkan penguapan yang tinggi dan pemanasan udara di lapisan bawah troposfer, tepat diatas permukaan bumi.

Ketika udara dibawah panas, akan terjadi turbulensi karena udara dibawah akan terdorong untuk pindah ke atas dan udara di atas akan terdorong untuk pindah kebawah. Hal ini terjadi karena udara panas lebih ringan dibandingkan dengan udara dingin.

Ketika udara panas naik ke atas atmosfer, suhu pun berkurang sehingga udara tersebut mengalami kondensasi dan membentuk awan-awan kecil.

Seiring dengan berjalannya waktu, arus konveksi yang bermuatan uap air dari udara panas ini akan menyebabkan awan hujan tumbuh semakin besar. Umumnya, awan hujan yang terbentuk adalah awan konvektif seperti awan cumulonimbus dan awan cumulus. Oleh karena itu, hujan yang terjadi juga merupakan hujan deras yang disertai oleh badai.


Hujan Orografis

Hujan orografis adalah hujan yang terjadi ketika massa udara dipaksa naik melalui gunung atau bentukan topografi yang menggunung. Jika kalian bertanya pada pendaki gunung manapun, pasti mereka cukup familiar dengan hujan jenis ini.

Hujan orografis terjadi ketika udara yang mengandung banyak uap air terdorong keatas sebuah gunung dan mengalami pendinginan. Pendinginan ini disebabkan oleh lapse rate atmosfer.
Seiring dengan semakin dinginnya udara sekitar, uap air mengalami kondensasi sehingga terbentuklah awan hujan.

Awan hujan inilah yang nantinya akan menyebabkan hujan orografis, atau sering pula disebut hujan relief.
Ketika udara kembali turun pada sisi gunung yang lain, udara tersebut sudah tidak memiliki kandungan uap air. Oleh karena itu, pemanasan yang terjadi lebih tinggi dibandingkan dengan pendinginan yang terjadi saat udara tersebut naik.
Fenomena inilah yang menyebabkan terjadinya angin fohn pada bagian gunung yang tidak mengarah kepada angin (leeward). Fenomena ini juga menyebabkan fenomena rain shadow yaitu rendahnya curah hujan pada wilayah leeward gunung

Hujan Muson

Muson dan badai tropis kerap menyebabkan banjir besar di Bangladesh dan india

Hujan muson adalah hujan yang sangat sering dialami oleh negara Asia Tenggara dan Asia Selatan. Hujan ini disebabkan oleh angin muson yang mengikuti pergerakan semu matahari.

Angin muson yang membawa uap air banyak akan menyebabkan peningkatan curah hujan pada wilayah yang dilaluinya. Namun, angin muson yang memiliki kadar uap air rendah akan menyebabkan musim kering pada wilayah yang dilaluinya.
Angin muson sering kali menyebabkan banjir di daerah-daerah yang dilewatinya. Selain mengandung uap air yang sangat banyak, angin muson pun seringkali terhalangi oleh dataran tinggi, sehingga menimbulkan angin fohn dan hujan orografis yang dapat menjadi berbahaya bagi penduduk sekitar.

Hujan Buatan

Hujan buatan adalah fenomena baru yang muncul belakangan ini di komunitas sains, pertahanan, dan tata negara.

Hujan buatan terjadi ketika seseorang memaksakan terjadinya hujan padahal seharusnya hujan belum dapat terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan garam, perak iodida, atau senyawa aktif lainnya yang higroskopis.

Berdasarkan grafik diatas, kita dapat mengetahui bahwa setidaknya terdapat 4 tahapan dalam proses pembentukan hujan buatan. Keempat tahap tersebut adalah
  • Pelepasan perak iodida (atau senyawa aktif lainnya) oleh pesawat atau tabung generator di darat
  • Perak iodida mencapai awan hujan yang dituju (Jika perak iodida tidak sampai, maka proses harus diulangi)
  • Perak iodida membantu menjadi katalis pembentukan kristal es di dalam bakal awan hujan
  • Kristal es yang memiliki massa tertentu jatuh ke bumi menjadi hujan es. Sebagian besar akan mencair sebelum menyentuh tanah, sehingga menciptakan hujan biasa.

Hujan buatan umumnya dilakukan ketika suatu daerah sedang mengalami musim kemarau dan warga atau sistem ekonominya terancam jika tidak segera disuplai oleh air hujan.
Contohnya adalah suatu daerah yang sedang mengalami kekeringan parah sehingga ladang dan sawah petani terancam rusak.

Pada saat itu, BMKG dan pemerintah daerah dapat mencoba menciptakan hujan buatan agar lahan yang ada tidak rusak.


Jenis Hujan Lainnya

Selain 5 jenis hujan diatas, terdapat pula hujan-hujan lainnya yang lebih jarang terjadi, namun tidak kalah penting.

Hujan Asam

Hujan asam adalah segala bentuk hujan yang memiliki pH rendah. Hujan ini memiliki ion hidrogen dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga membuat butiran air menjadi bersifat asam.

Hujan asam terbentuk ketika terdapat kandungan sulfur oksida (SOx) dan nitrogen oksida (NOx) yang banyak di atmosfer. Meskipun manusia sudah berupaya untuk mengurangi emisi kedua gas ini, hujan asam tetap dapat terjadi karena kedua gas ini diproduksi secara alami oleh alam.

Nitrogen oksida diproduksi oleh aktivitas petir sedangkan sulfur oksida diproduksi oleh aktivitas vulkanisme gunung api.
Karena memiliki sifat asam, air hujan ini memiliki dampak yang buruk terhadap manusia, tumbuhan, maupun struktur bangunan. Sifat asam dari butir air hujan ini dapat merusak tumbuhan dan pepohonan, sehingga ekosistem lokal terganggu. Manusia juga dapat jatuh sakit ketika terkena hujan asam.
Hujan asam juga dapat merusak bangunan yang dibuat oleh manusia, terutama bangunan yang dibangun menggunakan material bersifat basa seperti batu gamping. Hujan asam juga dapat mengelupas cat dari gedung-gedung sehingga memiliki bahaya estetis bagi arsitek dan penata kota.
Kadar asam hujan ini juga membawa dampak buruk bagi struktur manusia yang terbuat dari besi dan baja seperti jembatan dan tiang SUTET. Paparan yang lama dapat menyebabkan korosi yang akhirnya akan berujung pada pelemahan struktur.

Hujan Virga

 

Hujan virga terjadi ketika butiran air yang jatuh dari suatu awan menguap di perjalanan sehingga tidak mencapai permukaan bumi. Virga umumnya terjadi ketika suhu udara sangat panas sehingga air menguap atau ketika air hujan tersebut tidak cukup besar dan banyak sehingga menguap.

Fenomena virga umumnya terjadi pada daerah gurun dan iklim sedang. Contoh daerah yang sering mengalami virga adalah Australia, Afrika Utara, Amerika Utara, dan Timur Tengah.
Ketika butir air menguap di udara, dia akan mengambil panas dari sekitarnya, sehingga udara sekitar akan menjadi lebih dingin.
Fenomena ini dikenal sebagai evaporative cooling dan menjadi basis bagi kipas-kipas dengan semprotan air yang sering kita lihat di taman bermain seperti Dufan dan Jatim Park.

Kantong-kantong udara dingin di lapisan atmosfer bagian atas ini dapat turun dengan cepat untuk menyebabkan microburst ataupun downburst. Fenomena ini sangat berbahaya bagi industri penerbangan karena dapat mendorong pesawat ke berbagai arah dan menjadikannya sulit dikontrol.


Hujan Es

Hujan es adalah istilah luas yang digunakan untuk menjelaskan beberapa fenomena hujan yang terjadi di dunia kita. Fenomena tersebut antara lain adalah
  • Freezing rain
  • Sleet
  • Hail
  • Salju (Snow)

Semua hujan ini terdiri dari kristal-kristal es yang terbentuk di awan dingin lewat proses bergeron. Namun, yang membedakannya adalah suhu udara dibawah awan tersebut serta ukuran dan pengelompokan dari kristal-kristal es tersebut.


Demikian ulasan dari PPKN.CO.ID Mengenai jenis jenis hujan dan penjelasannya, Semoga Bermanfaat….


Resecent Posts

Exit mobile version